Berita

presdien di GBK/ist

Lagi, Gelora Bung Karno Jadi Tempat SBY Dijatuhkan Rakyat

Pesan Penting buat Koalisi
RABU, 07 SEPTEMBER 2011 | 13:06 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Aksi lempar petasan dan botol minuman oleh suporter fanatik Tim Garuda di hadapan Presiden SBY dan Ibu Negara beserta sejumlah menteri, di tengah pertandingan Kualifikasi Grup E Piala Dunia 2014 antara Indonesia melawan Bahrain, tidak hanya mencerminkan kekecewaan rakyat pada prestasi Timnas. Insiden tersebut juga menegaskan sikap penolakan rakyat pada pemimpinnya.

"Kejadian semalam itu mengingatkan kita ke waktu Harlah NU ke-85 di Gelora Bung Karno (17 Juli). Waktu itu SBY juga ditinggalkan ribuan jamaah Nahdliyin sebelum dia berpidato. Itu menurut saya penolakan secara radikal dari Nahdliyin," kata mantan Jurubicara Presiden, Adhie Massardi, kepada Rakyat Merdeka Online, Rabu (7/9).

Pria yang getol menyuarakan kritik tajam pada pemerintah ini berpendapat, sebetulnya sudah setahun belakangan ini rakyat tidak merasakan ketidakhadiran pemerintah dan presidennya karena kepemimpinan yang tidak tegas. Bahkan dia melihat ketidakpercayaan pada pemerintah tengah beralih menjadi kebencian. Hal itu pun tampak jelas dari fakta, ke daerah manapun SBY atau Boediono melakukan kunjungan pasti terjadi demonstrasi penolakan.


"Lembaga-lembaga riset merilis hasil survei yang menjelaskan penurunan kepercayaan rakyat pada pemerintah dan SBY. Nah, dua kali SBY tidak dihargai di Gelora Bung Karno, itu menegaskan sikap penolakan rakyat. Bahkan banyak yang menyalahkan kehadiran SBY sebagai faktor penyebab kekalahan Timnas tadi malam," jelasnya.

Jadi, sambung Adhie, saat ini SBY sudah dijatuhkan secara moral oleh rakyat. Tapi, belum secara politik.

"Penguasa itu didukung tiga hal, politik, hukum dan moral. Kalau SBY secara moral sudah dijatuhkan, tinggal menunggu secara hukum dan politik," jelasnya.

"Dan pesan ini yang penting bukan buat SBY, tapi untuk politisi dan partai politik yang ada di koalisi pendukung pemerintah," tegas Adhie.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya