Berita

adhie massardi/ist

Opor Basi Jadi Bahan Pemakzulan

SENIN, 05 SEPTEMBER 2011 | 15:15 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Jauh sebelum Lebaran, blok oposisi sudah lama mendengungkan kampanye perubahan sistem dan pergantian pemerintah. Kekuatan yang berseberangan dengan pemerintah meramalkan gejolak politik yang dahsyat setelah rakyat merayakan Idul Fitri tahun ini. Kini, prediksi itu kian mendekati kenyataan.

Tokoh oposisi, Adhie Massardi, menyebutkan indikator-indikator akan ada adanya pergolakan massa akibat situasi politik yang tak menentu dan persoalan ketidaksejahteraan yang merata.

"Indikator sederhananya, pemerintah memainkan isu penetapan lebaran demi menggeser suasana masyarakat. Tidak pernah ada pemerintah yang bergeser dari kalender publik dalam penetapan lebaran," ujarnya kepada Rakyat Merdeka Online, Senin (5/9).


Menurut deklarator Gerakan Indonesia Bersih ini, masyarakat yang tadinya menganggap perbedaan lebaran di antara kelompok masyarakat adalah hal biasa, kini memandang ada upaya pengalihan isu oleh pemerintah dari kegagalan menyejahterakan rakyat dan kasus-kasus korupsi di pusat kekuasaan.

"Ibu-ibu rumah tangga yang tadinya apolitis, ketika dapurnya diobrak abrik pemerintah, sekarang jadi marah. Bagaimana tidak, opor ayamnya jadi basi gara-gara lebaran digeser. Padahal, tidak semua rakyat punya kulkas di kampung," kata Adhie.

Indikator lain adalah, penguasa sedang mencoba menekan rekan koalisi agar tetap kompak dengan menggunakan persoalan hukum dan ancaman hukum. hal itu menurutnya tampak jelas dalam kasus korupsi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang diarahkan ke Menteri Muhaimin Iskandar yang tak lain ada Ketua Umum PKB.

"Istilahnya politik sandera. Dan ini membuat partai-partai koalisi akan marah karena mereka sebetulnya sudah paham popularitas pemerintah sudah melemah dan mereka tidak akan berani membela kalau rakyat sudah melawan," lanjutnya.

Adhie kemudian melihat di kalangan intelektual atau akademisi sudah ada kesadaran untuk menegakkan kebenaran dengan landasan akademis.

Selain itu, di kalangan agamawan, sistem kini dipandang amat permisif pada tindakan melanggar hukum. Pejabat negara sudah tidak punya malu untuk korupsi dan demoralisasi terjadi menyeluruh di semua lapisan masyarakat.

"Jalan perlawanan mereka dengan cara keagamaan. Dan ini semua sedang berproses secara alamiah, tidak ada yang menggerakkan jadi kekuatan dahsyat," ujarnya yakin.

Dia malah menganalogikan suasana sekarang dengan zaman dimana Eropa bersatu melawan kekaisaran Adolf Hitler dengan Nazi Jerman-nya. Situasi serupa terjadi di Tanah Air ketika rakyat menolak Soeharto melanjutkan kepemimpinan.

"Gerakan-gerakan yang sudah dilakukan mungkin masih dianggap rakyat punya kepentingan politik dan tidak ada unsur yang menyatukan. Sekarang semua elemen merasakan hal yang sama, punya musuh yang sama. Sekarang 100 persen demoralisasi dan kebencian," tandas Adhie.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya