RMOL. Kijang Innova hitam berhenti di sebuah rumah di Jalan Mampang Prapatan XI, Jakarta Selatan. Dari dalam mobil turun seorang wanita setengah baya. Seorang pria menyambut kedatangannya di depan pintu. Keduanya lalu berbincang di dalam.
Wanita tersebut menyamÂpaiÂkan butuh pembantu rumah tangÂga (PRT) saat Lebaran. PerÂminÂtaan itu lalu dicatat dalam sebuah buku. Setelah sepakat soal lama pekerjaan dan tarifnya, wanita itu mengeluarkan uang sebagai tanda jadi. Ia diminta menjemput PRT pada hari yang sudah disepakati.
Rumah itu ditempati Yayasan Dwi Asih yang menyediakan jasa PRT dan pengasuh anak (baby sitter). Juga pembantu pengganti saat Lebaran atau infal.
Saat Lebaran, sebagian besar pembantu mudik ke kampung haÂlamannya. Banyak keluarga di ibukota yang kerepotan meÂnaÂngaÂni pekerjaan rumah tangga karena pembantunya mudik.
Agar tak kerepotan saat Idul Fitri, mereka mencari pembantu infal. Sepekan menjelang LebaÂran, pemesanan pembantu infal mulai marak. Para pemilik yayÂaÂsan atau penampungan PRT keÂbanjiran order. Seperti yang diÂalaÂmi pemilik Yayasan Dewi Asih.
Di yayasan ini tercatat 100 pembantu infal tengah menunggu dijemput calon majikan. “SepaÂruhÂnya sudah mulai kerja, sepaÂruhnya lagi masih nunggu. Tapi mereka sudah ada yang pesan,†kata Jasman Tedjo Pamungkas, peÂmilik Yayasan Dewi Asih.
Ia memperkirakan, Lebaran taÂhun ini dapat menyalurkan sekitar 250 orang pembantu infal. SeÂbaÂgian besar pembantu infal beÂkerja dalam sistem paket bulanÂan deÂngan gaji Rp 1,4 juta. SeÂdangkan unÂtuk pembantu infal harian gajinya berkisar antara Rp 80 ribu hingga Rp 100 ribu.
“Mungkin karena hitungannya lebih mahal, jumlah rumah tangÂga yang memesan pembantu infal harian sedikit. Umumnya lebih suka yang sistem paket bulanan, lebih murah,†ujarnya.
Meski permintaan memÂbengÂkak, Jasman tak kesulitan menÂdapatkan orang yang mau jadi pembantu infal. Sebab, di beÂbeÂraÂpa daerah tengah masa pacekÂlik.
“Malah banyak calon pemÂbanÂtu infal masuk daftar tunggu. PoÂkoknya berapapun permintaan pemÂbantu infal, kami siap,†tuturnya.
Dari ratusan pembantu infal yang disalurkan tahun ini, sebaÂgian besar wajah lama. Artinya, mereka memang sudah langgaÂnan menjadi pembantu infal seÂtiap musim Lebaran tiba.
Para majikan, lanjut Jasman, lebih nyaman memakai jasa PRT infal atau PRT paket bulanan yang disediakan yayasan. Selain ketrampilannya sudah teruji, yaÂyasan juga memberikan jamiÂnan bahwa pembantu infal itu tak akan macam-macam.
“
Track reÂcord dan alamat PRT yang diÂsaÂlurkan yayasan lebih terjamin,†katanya.
Geliat jasa pembantu infal juga terlihat di CV Anugrah Mandiri, JaÂlan Taman Sari I, No.123, JaÂkarta Barat. Yusril salah satu staf perusaÂhaan ini, mengaku sudah menÂdaÂpatkan beberapa pesanan. “Kalau yang pesan sekarang itu biasanya pelanggan kita yang tiap tahun menggunakan jasa infal,†katanya.
Biasanya, kata Yusril, untuk paÂket kerja bulanan pihaknya meÂmatok harga Rp 1,5 juta. SeÂmenÂtara, untuk harian mulai Rp 80-120 ribu. Penggunaan jasa suster atau baby sitter dikenai tarif lebih mahal, mulai Rp 160-250 ribu per hari.
“Kalau memakai jasa harian maksimal dua minggu. KebaÂnyaÂkan pembantu infal yang kita paÂkai datang dari Jawa Tengah, JaÂwa Barat dan Lampung,†jelasnya.
Kesibukan melayani perminÂtaÂan pembantu infal juga terasa di Yayasan Cendana Raya (Yacera) di Jalan Puri Mutiara I No 241, CiÂpete Selatan, Jakarta Selatan. Tiga pegawai Yayasan sibuk menÂjawab telepon, menjelaskan paÂket dan tenaga kerja yang terÂsedia. Sesekali mereka memangÂgil tenaga kerja yang sudah siap unÂtuk diwawancarai oleh para calon majikan.
Yacera yang dipimpin RumiÂnah, atau yang lebih dikenal deÂngan Ibu Gito, memang sudah lama berkecimpung di dunia peÂnyaÂluran tenaga kerja. Mulai dari pemÂbantu rumah tangga, baby sitÂter, koki, sopir, hingga tukang kebun.
Umumnya menjelang Lebaran seperti sekarang ini, pesanan pemÂbantu infal banyak berdaÂtaÂngan. Untuk pemesanan PRT, pengguna jasa akan dikenakan biaya adÂministrasi Rp 750 ribu.
Gaji rata-rata PRT di yayasan ini berkisar antara Rp 700 ribu sampai Rp 900 ribu per bulan. SeÂdangkan gaji baby sitter berkisar antara Rp 1 juta sampai Rp 2,5 juta dengan biaya administrasi Rp 1,2 juta. Gaji tersebut ditentukan berdasarkan pengalaman tenaga kerja dan negosiasinya dengan pengguna jasa.
Untuk paket infal sistem gaji dihitung per hari. Yayasan ini justru tak menyediakan paket buÂlanan. Bu Gito mematok harga anÂtara Rp 70 ribu sampai Rp 80 ribu per hari untuk pembantu ruÂmah tangga. Untuk baby sitter dikenai tarif Rp 150 ribu sampai Rp 250 ribu per hari. Harga itu belum termasuk biaya admiÂnisÂtrasi Rp 750 ribu.
Untuk menjamin kepuasan pengguna jasa yayasannya, Ibu Gito memberikan garansi, yakni satu kali tukar tenaga kerja. JangÂka waktunya sebelum Lebaran tiba dan selama persediaan tenaga masih ada.
Selain itu, ia menetapkan peÂmÂbayaran pembantu infal harus diÂbayar di muka sesuai dengan jumÂÂlah hari kerja. Hal itu diÂmakÂsudkan agar para tenaga kerja tiÂdak khawatir terhadap gajinya, atau jika terjadi sesuatu pekerja tetap terikat dengan yayasan. MiÂsalnya pembantu infal mencuri. Gaji yang sudah dibayarkan itu bisa digunakan untuk jaminan.
Pemilik Tiara Kasih Bunda, Martin PerangiÂnaÂngin (38) meÂngatakan, perminÂtaÂan pembantu infal sudah datang sehari meÂmasuki bulan RamaÂdhan. Ia berÂsama dua orang staf tak henti-hentinya mencatat kriÂteria yang diinginkan pemesan. Mulai dari yang bisa memasak, menyapu, merawat kebun dan masih baÂnyak lagi.
Berhubung tingginya perÂminÂtaan, Martin mematok harga khuÂÂsus untuk jasanya. Untuk pemÂbanÂtu yang hanya bertugas memÂbersihkan rumah dan meÂmasak, pemesan harus memÂbaÂyar Rp 80 ribu per hari. Ini belum terÂÂmasuk biaya administrasi Rp 500 ribu. Sedangkan untuk pemÂbantu yang mengurusi anak atau baby sitter, ia mematok harÂga Rp 125 ribu sampai Rp 150 ribu per hari plus biaya adminisÂtrasi Rp 500 ribu.
Selain itu, Martin menawarkan paket pembantu infal selama satu bulan dengan tarif Rp 2,1 juta. Harga ini jauh lebih murah diÂbandingkan tarif harian.
Martin menjamin semua tenaÂga jasa dari tempatnya sudah terÂlatih dan tidak akan melakukan tinÂdak kriminal.
“Kami sadar maÂsyarakat sering khawatir karena banyak PRT yang melakukan keÂjaÂhatan atau penipuan. Oleh kareÂna itu, peÂrekÂrutan tenaga jasa di sini dilakukan dengan teliti. UnÂtuk menjaring pembantu infal daÂri berbagai daerah, kami meÂmiliki agen-agen yang sudah ditemÂpatkan secara khusus,†ujarnya.
Agen-agen itulah yang mencaÂriÂkan orang-orang yang siap menÂjadi pembantu infal. Saat meÂnyeÂleksi, setiap agen sudah tahu alaÂmat lengkap serta nomor teleÂpon keluarga calon pembantu inÂfal. Jadi bila melakukan penÂcuÂrian atau tindakan kriminal di rumah majikan, mudah dilacak.
Sedangkan untuk baby sitter infal, ia mengambil orang-orang yang sudah berpengalaman di biÂdang ini. “Biasanya mereka adaÂlah perempuan-perempuan yang sudah memiliki anak, sehingga tidak canggung lagi saat menguÂrusi bayi,†jelasnya.
Berburu PRT Sejak Awal Ramadhan
Menggunakan jasa pemÂbantu infal bagi sebagian warga Jakarta pada saat Lebaran seÂperti tidak bisa dihindari.
“KaÂlau nggak pake PRT infal, bisa-bisa kita nggak sempet Lebaran sama tetangga,†ujar Ny Yanti, warga Tegal Parang, Jakarta Selatan.
Hampir tiap Lebaran ia meÂmanfaatkan PRT infal yang diÂsalurkan yayasan meski tarifnya mahal. Selain lebih tenang, PRT infal yayasan biasanya sudah teruji. “Itung-itung sesekali gaji PRT tinggi,†celetuknya semÂbari tersenyum.
Ia tidak bisa membayangkan rumahnya yang besar tanpa pembantu. Tidak ada yang meÂnangani pekerjaan rumah tangÂga. Sementara ia hanya libur tiga hari.
Kehilangan pembantu yang mudik Lebaran juga dialami Veronika (35). Tak mau kelaÂbaÂkan mengurus rumah ketika Lebaran, warga Tebet ini menÂdatangi yayasan untuk memeÂsan pembantu infal.
“Sekarang cari pembantu suÂsah. Makanya pesen jauh sebelumnya daripada nggak kebagian,†ujarnya.
Ia mengaku sudah tiga tahun terakhir memanfaatkan jasa pemÂbantu infal setiap musim LeÂbaran tiba. Dia beralasan, PRT infal bisa mengurangi beÂbannya ketika ditinggal pemÂbantunya mudik ke kampung halaman.
“Anak-anak masih kecil, jadi tetap harus ada pembantu. Saya bisa jaga anak-anak, pembantu buat bersih-bersih,†ujarnya. Hal senada dikemukakan Jihan (29). Jika tidak pulang kamÂpung, ia perlu mempekerjakan PRT infal. “Minimal nyuci sama nyetrika ada yang ngerÂjain,†katanya.
Jihan tak mempermasalahkan yayasan mematok tarif tinggi untuk jasa PRT infal lantaran tak punya pilihan. “Apa-apa diÂurusin sama pembantu setiap harinya. Giliran dia mudik LeÂbaran, kita jadi sangat keÂreÂpoÂtan makanya sewa pembantu infal. Nggak apa-apalah mahal dikit, Lebaran kan sekali seÂtahun ini,†ujarnya.
Kerjanya Sebentar, Penghasilan BesarKebutuhan pembantu infal saat Lebaran cukup tinggi. MaÂsa kerjanya pendek. PengÂhaÂsilan yang diperoleh pun besar. Daya tarik itulah yang orang dari berbagai berbondong-bonÂdong datang ke Jakarta ingin menÂjalani pekerjaan ini walauÂpun harus berpisah dengan keÂluarga pada hari raya.
“Lumayan, dapat duit Rp 1,3 juta. Jadi buruh tani, belum tenÂtu bisa mengumpulkan uang seÂbesar itu,†tutur Sumiarsih, pÂeÂremÂpuan asal Ngawi Jawa TiÂmur saat dijumpai di Yayasan Dwi Asih, di Jalan Mampang Prapatan XI, Jakarta Selatan.
Ia bersama 10 temannya daÂtang ke Jakarta saat Ramadhan. Tujuannya tak lain jadi PRT infal. “Hampir tiap musim LeÂbaran saya melamar jadi PRT infal. Gajinya besar. Makanya saya mau,†timpal Siti dengan logat Jawa yang kental.
Yati (26) asal dari Kebumen, mengaku hampir setiap tahun menjelang Lebaran diajak keraÂbatnya ke Jakarta untuk bekerja sebagai pembantu dadakan. Dia mendapat bayaran yang lumaÂyan tinggi dengan menjadi pemÂbantu di musim Lebaran.
“Kerja tidak begitu repot, tapi kita terima bayaran yang sangat lumayan untuk dibawa pulang ke kampung. Yang penting bekerja sebagai PRT halal,†kata Yati.
[rm]