RMOL. Kementerian Luar Negeri Aljazair telah mengkonfirmasi kehadiran istri Khadafi, Shafiyyah; putrinya, Aisyah dan kedua putranya, Hannibal dan Muhammad di Aljazair. Mereka tiba pada Senin pagi.
Pemberontak anti-Khadafi, Dewan Transisi Nasional (NTC), menyebut tindakan Aljazair itu sebagai agresi dan mengancam akan memutus hubungan dilpomatik dengan Aljazair apabila tidak mengekstradisi keluarga Khadafi. NTC saat ini sudah memposisikan dirinya sebagai pemerintah baru Libya.
NTC ingin Khadafi dan seluruh pengikutnya diadili di Libya setelah empat dekade membangun pemerintahan yang represif. Khadafi yang kini masih buronan, menurut pemberontak, harus segera ditangkap sebelum mampu membangun pemberontakan baru.
"Kami menganggap ini (tindakan Aljazair) sebuah tindakan agresi. Kami akan mengejar dan menangkap mereka (keluarga Khadafi)," kata jurubicara NTC, Mahmoud Shamman.
NTC curiga, keluarga Khadafi akan menggunakan Aljazair sebagai batu lompatan menuju ke persembunyian di Eropa Timur. Sedangkan, pemimpin NTC, Mustafa Abdul Jalil, meminta pemerintah Aljazair untuk bekerja sama dan menyerahkan salah seorang dari putra Khadafi.
Hingga kini, NTC tidak mengetahui dimana Khadafi berada. Kepada
Al Jazeera, Jalil menekankan, " jika kaum revolusioner tahu dimana Khadafi sekarang, maka mereka akan berada di jalan mereka untuk menangkap dia. Kami tidak memiliki informasi yang tepat soal dimana Khadafi, baik di dalam Libya atau di tempat lain."
Jalil pun meminta NATO untuk terus melakukan operasi dari udara dalam rangka mendukung usaha para pemberontak menemukan Khadafi.
Duta Besar Aljazair untuk PBB, Mourad Benmehidi, mengatakan bahwa dia sudah menyampaikan berita kedatangan keluarga Kahdafi ke negaranya itu kepada Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon. Benmehidi mengatakan, negaranya mengizinkan keluarga Khadafi antara lain istrinya, Shafiyyah; putrinya, Aisyah; anaknya, Hannibal dan Mohamed beserta cucu-cucu Khadafi, atas dasar "kemanusiaan".