Berita

sby-ibas/ist

Surat SBY Kode Lindungi Ibas

SELASA, 23 AGUSTUS 2011 | 11:35 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak punya orientasi dalam memerintah. Bahkan untuk membedakan antara surat pribadi dan surat kenegaraan saja tidak bisa.

Demikian disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Nasional Relawan Perjuangan Demokrasi (DPN Repdem) Masinton Pasaribu kepada Rakyat Merdeka Online, Selasa (23/8). Kritik itu diutarakannya terkait surat balasan Presiden SBY kepada tersangka kasus korupsi, Muhammad Nazaruddin.

"SBY ini tidak bisa bedakan posisinya sebagai presdien dan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat," kata Masinton.


Dia mempertanyakan, mengapa surat-surat dari warga negara lain yang jadi korban kejahatan negara seperti jemaat GKI Yasmin yang hingga kini dilarang beribadah meski sudah diizinkan Mahkamah Agung, atau korban pelanggaran HAM tahun 97-98, bertahun-tahun tidak juga dibalas SBY baik lewat surat ataupun tindakan nyata.

"Surat koruptor begitu cepat dia balas, itu berarti ada kepentingan besar SBY terhadap Nazaruddin. Saya duga untuk melindungi anaknya (Sekjen Demokrat, Edhie Baskoro) dari pengakuan Nazaruddin," ujarnya.

Menurutnya SBY sangat melindungi putranya yang bersapaan Ibas itu dari proses hukum karena pernah disebut Nazaruddin turut menerima aliran uang haram ke Partai Demokrat. Oleh karena menyentuh lingkaran kekuasaan, ujar Masinton, maka perlu upaya luar biasa dari rakyat untuk mendesak penyelesaiannya dengan adil.

"Saya pesimis terhadap penanganan kasus korupsi Nazaruddin yang bisa membuka banyak aib politisi berkuasa. Kita belajar dari pengalaman kasus Century, Gayus Tambunan, aktor besarnya tidak tersentuh. SBY tidak berpihak pada keadilan, dan tidak punya political will," tegasnya.

Dalam kesaksiannya pada wartawan selama jadi buronan KPK, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, sempat mengaku tahu keterlibatan Sekjen Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono, dalam kasus suap Sekretaris Menpora. Namun, semua nyanyiannya sudah dibantah kompak oleh politisi Demokrat.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya