ilustrasi, kanker
ilustrasi, kanker
RMOL.Berpuasa ternyata bisa membantu penyembuhan kanker. Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa puasa bisa meningkatkan kerja obat untuk melenyapkan sel kanker dan melindungi sel tubuh yang sehat dari kerusakan.
Respons tubuh terhadap rasa lapar saat berpuasa inilah yang memÂbuat sel sehat terlindungi daÂri racun yang berasal dari obat doÂsis tinggi yang diberikan saat keÂmoterapi.
Penderita kanker biÂsa menÂjaÂlani ibadah puasa sama seÂperti umat Muslim lainnya, baik seÂbelum kemoterapi mauÂpun pada saat pemberian kemoterapi.
Yang perlu diperhatikan, apaÂkah pasien tersebut menderita penyakit penyerta seperti diaÂbetes, jantung, dan lainnya.
“Pasien kanker sebaiknya berÂkonÂsultasi dulu kepada dokter seÂbelum menÂjaÂlankan ibadah puaÂsa,†saran pakar onkologi medik dari Universitas Indonesia Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo di acara temu pasien kanker payudara dengan tema “Saatnya Berbagi dan BerÂsyuÂkur†oleh Sanofi Group Indonesia bekerja sama dengan RS Pusat Kanker NasioÂnal Dharmais di JaÂkarÂta.
Ketika seseorang menjalankan puasa, menurut dr Aru, jumlah kalori makanan yang biasanya diserap tubuh menjadi berkuÂrang. Jika frekuensi makan dan minum yang dilakukan dalam waktu tertentu bisa dikurangi, keÂkamÂbuhan pada penderita kanÂker juga berkurang.
Aru mengatakan, tidak ada panÂtangan makanan apa pun baÂgi pasien kanker saat makan saÂhur maupun ketika berbuka.
“Yang penting, harus makan, tidak boleh tidak makan. Banyak yang hanya minum air putih kaÂrena merasa kuat dan menguÂrangi kalori. Ini bukan hanya waktu puasa, teÂtapi seÂpanjang hidup,†sebutnya.
Sebagaimana penyakit kanker lainnya, deteksi dini sangat diÂanjurkan pada kanÂker payudara. Semakin cepat kanÂker terdeÂteksi (tahap awal) seÂmaÂkin tingÂgi tingÂkat keberhasilan untuk mencapai kesembuhan.
Dalam upaya menyembuhkan dan mempertahankan kualitas pasien, di samping obat-obatan berkualitas, juga diperlukan deÂtekÂsi dini dan penatalaksanaan penyakit secara tepat.
Spesialis bedah onkologi dari Rumah Sakit Pusat Kanker NaÂsional Dharmais dr Samuel J Haryono, SpBK (Onk) menamÂbahkan, peÂnanganan kanker paÂyudara buÂtuh komitmen jangka panjang, baik dari pasien mauÂpun dokter.
“Penanganan awal seperti keÂmoterapi dan radiasi memerÂlukan komitmen pasien untuk secara rutin kembali ke dokter dalam beberapa bulan. Lalu, peÂngobatan masih perlu dilakukan hingga 5-10 tahun kemudian unÂtuk menuÂrunkan risiko kanker muncul kembali,†ujar dr Samuel.
Menurutnya, kanker payudara merupakan penyakit yang diseÂbabÂkan berÂkembangnya sel kanÂker di daerah payudara. Gejala awal penyakit ini adalah benjolÂan tidak normal di payudara.
Pada awalnya, benjolan ini tiÂdak nyeri. Inilah yang membuat penyakit itu kerap tidak terÂdeÂteksi. Sebab, kebanyakan orang awam selalu mengaitkan penyaÂkit deÂngan rasa nyeri.
“Mereka membiarkan saja benÂjolan yang tidak menimbulkan nyeri. Setelah terasa nyeri, meÂreka baru sibuk memeÂrikÂsaÂkannya,†terang dr. Samuel.
Berdasarkan data Rumah SaÂkit Dharmais, angka insiden kanÂker payudara dalam lima tahun terÂakhir menempati uruÂtÂan pertaÂma, yaitu sebesar 32 perÂsen, diÂikuti kanker serviks 17 persen.
Dari angka tersebut, kata dr Samuel, 40 persen di antaranya penderita stadium awal. Sebesar 30 persen penderita staÂdium lanÂjut lokal dan stadium lanjut (meÂtastase) 30 persen.
Dalam setiap minggu, lanÂjutnya, ada satu sampai dua orang yang dinyatakan “semÂbuh†atau survive untuk ukuran lima tahun survival di Rumah Sakit Kanker Dharmais.
Dalam setiap tahunnya, ada peningkatan kira-kira 4-6 persen kasus baru dengan stadium dini, tiap minggunya sekitar 20-25 kasus baru kanker payudara dan ada 10-15 kanker payudara yang dioperasi di Rumah Sakit KanÂker Dharmais.
“Penanganan sejak dini oleh pasien mesti dilakukan untuk menÂcegah lebih jauh bahaya kanÂker tersebut. Ini yang harus diÂtingÂkatkan masyarakat yang terÂkena kanker,†jelas dr SaÂmuel. [rm]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Senin, 29 Desember 2025 | 20:13
Senin, 29 Desember 2025 | 19:53
Senin, 29 Desember 2025 | 19:43
Senin, 29 Desember 2025 | 19:35
Senin, 29 Desember 2025 | 19:25
Senin, 29 Desember 2025 | 19:22
Senin, 29 Desember 2025 | 19:15
Senin, 29 Desember 2025 | 19:08
Senin, 29 Desember 2025 | 19:04
Senin, 29 Desember 2025 | 18:57