RMOL. Peringatan HUT RI ke-66 pada 17 Agustus tahun ini tidak hanya dirayakan di Istana Negara, kantor-kantor instansi pemerintah atau sekolah-sekolah. Tempat ibadah pun tidak mau ketinggalan merayakan hari proklamasi.
Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) jemaat Tebet, Jalan Tebet Barat Dalam, Jakarta Selatan, misalnya. Pagi ini ratusan jemaat, dari kelompok anak-anak sampai lanjut usia, beserta majelis dan pendeta, larut dalam ibadah syukur HUT RI ke-66 tahun 2011.
Menurut pemimpin jemaat HKBP Tebet, Pdt. Paresman Hutahaean, kebaktian ini diadakan dalam rangka mengucap syukur atas kemerdekaan Indonesia, menghargai jasa dan pengorbanan para pahlawan dan untuk mengobarkan rasa cinta tanah air dan cinta bangsa dari seluruh 'ruas' (jemaat) HKBP Tebet. Ditambahkannya, HKBP se-dunia tahun ini juga mengucap syukur atas Jubileum 150 tahun.
Perlu diketahui, ini adalah untuk pertama kalinya gereja berusia 50 tahun itu menggelar ibadah peringatan 17 Agustus.
"Mari kita berbuat sekecil apapun buat bangsa ini, teruskan cita-cita pejuang-pejuang kita," seru Pdt. Paresman dalam kotbah.
"Mulailah dari berkata kejujuran, kita harus berani katakan yang benar kalau terjadi kesalahan di negeri ini, terlebih kita hidup di hadapan Tuhan," imbuh dia.
Yang menarik, di ibadah yang dimulai pada pukul 09.00 WIB itu, semua pengisi kebaktian, khususnya penatua wanita HKBP Tebet, mengenakan baju daerah dari seluruh provinsi Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Begitupula dengan kelompok jemaat anak-anak yang semua sengaja mengenakan pakaian bercorak merah dan putih.
Salah seorang penatua wanita, Debora boru Situmorang, mengatakan, apa yang jadi makna dari pengenaan pakaian daerah itu adalah bukti bahwa jemaat HKBP menjunjung tinggi rasa nasionalisme sekaligus azas Bhineka Tunggal Ika dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Kami semua mencintai negara Indonesia dan keanekaragamannya, meskipun jemaat HKBP semua dari Tapanuli, tapi tetap menghormati keanekaragaman NKRI," ujar penatua yang mengenakan pakaian daerah Sulawesi Utara ini.
Tentu saja, berbeda dengan kebaktian di hari minggu biasanya, setelah ibadah usai, pimpinan jemaat, majelis dan jemaat secara bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lalu dilanjutkan mengheningkan cipta, pembacaan naskah proklamasi, pembukaan UUD 45 dan Pancasila.
Selanjutnya acara diteruskan dengan Parade Lagu Perjuangan seperti
Butet,
Gugur Bunga, Hari Merdeka, Syukur, Dari Sabang sampai Merauke, Garuda Pancasila, Indonesia Pusaka dan
O Tano Batak. Anak-anak Sekolah Minggu pun terlibat dalam parade lagu perjuangan ini.
[ald]