Berita

denny indrayana/ist

Stafsus SBY: Nazaruddin Pemukul Kentongan atau Mirip Agus Condro?

SABTU, 13 AGUSTUS 2011 | 10:36 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Harus cermat memposisikan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin, apakah sebagai whistle blower atau justice collaborator.

Demikian dikatakan Staf Khusus Presiden SBY bidang Hukum, Denny Indrayana, saat mengisi diskusi Polemik Trijaya Network, di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/8).

Dia jelaskan bahwa whistle blower lebih umum. Diibaratkan, peniup peluit atau bisa juga dibilang pemukul kentongan, seorang whistle blower adalah seorang yang punya informasi tentang kejahatan dan berbagi info dengan aparat hukum. Dan karena info itu membahayakan dirinya, maka dia masuk ke perlindungan saksi.


"Whistle blower itu belum tentu penjahatnya," kata Denny.

Lanjut Denny, berbeda dengan justice collaborator. Dia juga pelaku dan dia ingin membuka lebih luas pelakunya. Contoh paling gamblang adalah Agus Tjondro, terpidana kasus aliran cek pelawat ke DPR jelang pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia yang dimenangkan Miranda Goeltom.

Seorang justice collaborator mengaku terlibat dalam kejahatan, mengajukan diri ke dalam proses hukum, sekaligus membawa bukti-bukti kejahatan lebuh besar yang bisa diverifikasi. Dia mengaku terlibat tapi juga mengembalikan semua uang korupsinya.

"Jadi ada kerjasama. Salah satu contohnya adalah Agus Cndro. Dia katakan dia punya info kasus cek pelawat dan dia beri info siapa saja yang menerima, KPK setuju, dia kembalikan uangnya, dia ikut diproses sebagai tersangka dan dia dituntut lebih ringan, divonis lebih ringan dan dia ditahan di LP yang dekat dengan rumahnya," urainya.

"Tidak semua yang punya info itu maka kita masukkan ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban. Semua lembaga hukum juga punya perlindungan saksi. Soal dimana kita sebaiknya menempatkan Nazaruddin, itu yang harus diverifikasi oleh KPK," begitu kata Denny.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya