RMOL. 'Raja Spam' asal Amerika Serikat, Sanford Wallace akhirnya menyerahkan diri kepada pihak berwenang AS di Washington, Kamis (4/8). Wallace merupakan terdakwa No. 11-cr-456 di pengadilan distrik AS menyerah setelah ia didakwa mendalangi skema yang mengirim lebih dari 27 juta pesan sampah sembarangan melalui server Facebook dan MySpace. 500.000 pengguna Facebook antara November 2008 dan Maret 2009 telah menjadi korban spam-nya.
Pria asal Las Vegas ini (43), menyerah kepada agen FBI atas 11 tuduhan, yakni penipuan, membuat kerusakan yang disengaja ke komputer yang dilindungi, dan penghinan kriminal karena melanggar perintah sebelumnya. Pada 2009 lalu Sanford Wallace diperintahkan untuk menjauhi situs-situs jaringan sosial Facebook dan MySpace. Namun, tahun ini ia justru berkali-kali melanggar perintah pengadilan setempat.
Demikian pernyataan jaksa federal di San Jose, California, seperti dilansir Chinadaily (6/8).
Wallace telah mengembangkan program yang menghindari filter spam Facebook. Selanjutnya, pesan yang diposting akan mendorong pemegang rekening mengunjungi sebuah website. Sebaliknya, pengguna tidak curiga ketika diminta untuk memasukkan alamat email dan password. Dari sanalah, Wallace kemudian memperoleh pendapatan substansialnya. Tidak hanya meraup informasi mereka, Wallace juga mendapatkan daftar teman-teman mereka. Untuk selanjutnya, ia mengirim pesan spam kepada teman-teman pengguna tersebut.
Tampil pertama kali di pengadilan federal San Jose, Wallace mengeluarkan jaminan obligasi sebesar 100 ribu dolar AS, meskipun mengaku tidak bersalah. Wallace kini diancam tiga tahun penjara atas tuduhan 6 pasal penipuan. Kemudian, tiga tuntutan pasal kerusakan terhadap komputer yang dilindungi dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara. Serta dua jumlah pasal penghinaan terhadap hukum dengan hukuman akan diputuskan pengadilan.
Dalam gugatan perdata, hakim memberikan perusahaan Facebook sekitar 711 juta dolar AS. Meskipun, perusahaan mengatakan pihaknya tidak mengharapkan menerima jumlah sebanyak itu.
"Kami akan terus mengejar dan mendukung konsekuensi perdata dan pidana bagi para spammer, dan orang lain yang mencoba menyakiti Facebook atau orang-orang yang menggunakan layanan kami," tegas Chris Sonderby, pengacara perusahaan seperti dilansir China Daily (Sabtu, 6/8).
[dem]