Berita

Dewan Pers: SBY Terlalu Apriori dan Dirugikan Para Penabuh Gendang

SABTU, 06 AGUSTUS 2011 | 09:56 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Dibandingkan dengan para pendahulunya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus diakui lebih baik dalam menjaga kemerdekaan pers. Tapi, SBY punya kelemahan yang fatal. Dia terlalu sering apriori terhadap pers.

"Yang sering terjadi adalah SBY menunjukkan apriori seolah semua pers salah ketika ada satu masalah yang disebabkan kesalahan pers," kata Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Dewan Pers, Agus Sudibyo, di tengah diskusi Polemik yang digelar Trijaya Network di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (6/8).

Dia yakin sekali bahwa masih ada media massa yang melanggar kode etik pers dan penguasa berhak untuk menegur. Tapi harus ditelisik lagi, media manakah yang melakukan pelanggaran tersebut. Tidak boleh penguasa langsung menggeneralisir bahwa semua media massa melakukan kesalahan yang sama.


"Kan ada juga media yang tidak memelintir pernyataan. SBY harus spesifik (saat mengertitik pers) agar kita masuk ke dalam verifikasi. Ibaratnya pers sakit mata tapi diberi panadol, jadi kritknya selalu tidak pas. Dia memang lebih mending dari para pendahulunya belum pernah bredel pers. Tapi dia tak pernah samai para pendahulunya dalam hal apriori dan menggeneralisir," ucapnya.

Kelemahan kedua SBY adalah dia dikelilingi para pembantu yang sering menimbulkan kontroversi. Dia menyebut orang-orang itu sebagai para "penabuh gendang" yang suka kontrovesi seperti Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie dan Ketua DPP Demokrat Ruhut Sitompul.

"Pernyataan penabuh gendang itu dalam komunikasi politik merugikan SBY sendiri," jelasnya.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya