Berita

arbi sanit

Arbi Sanit: Musuh Sri Mulyani Bukan Cuma Golkar

RABU, 03 AGUSTUS 2011 | 11:35 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Sampai sekarang banyak yang mempertanyakan keputusan mantan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menerima pinangan World Bank pada 2010. Dia dituduh tidak punya kecintaan pada republik Indonesia. Kepindahan Sri Mulyani ke Washington juga disebut sebagai dalih melarikan diri dari skandal Bank Century.

Hal itu ditanggapi Arbi Sanit, anggota Majelis Pertimbangan Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) yang mengusung Sri Mulyani untuk calon Presiden 2014.

"Di pidato terakhirnya di Ritz Carlton (18/5/2010) itu dia katakan i'll be back. Salah satunya kembali itu ya kembali untuk 2014, bukan cuma pulang kampung saja, tapi benahi negara," kata Arbi Sanit kepada Rakyat Merdeka Online, Rabu (3/8).


Arbi Sanit menambahkan, Partai SRI sudah mengantisipasi akan banyaknya kampanye hitam terhadap partainya dan sosok Sri Mulyani. Apalagi setelah SRI secara resmi mendaftarkan ikut Pemilu 2014 ke Kementerian Hukum dan HAM pukul 14.00 WIB nanti.

Kasus Bank Century dan isu mafia perpajakan, diakuinya, akan dipakai para lawan politik untuk menggembosi dukungan ke Sri Mulyani dan Partai SRI. Menurutnya, kedua kasus itu bukanlah perkara hukum tapi murni persoalan politik.
 
"Itu adalah soal politik, soal merebut kekuasaan dan menjatuhkan kekuasaan. Jadi bukan soal hukum, bukan soal moral etik. Soal merebut kekuasaan itu menang atau kalah dan dia (Sri Mulyani) dikalahkan karena tidak punya partai politik, maka dia harus mundur (ke Bank Dunia)," papar Arbi.

Berdirinya partai SRI, terang Arbi, salah satu fungsinya untuk menjadi pembela politik bagi Sri Mulyani dari serangan politik.

Apakah Anda menduga Partai Golkar yang akan menyerang habis-habisan Sri Mulyani?
Wall Street Journal yang menunjuk langsung hidung Partai Golkar dan Aburizal Bakrie sebagai pihak yang ingin menjatuhkannya dianggap sebagai sinyal menuju rontoknya pemerintahan.

Awalnya Sri Mulyani sebagai ekonom profesional tidak peduli dengan dunia politik. Tetapi belakangan, mantan pejabat IMF kawasan Asia-Pasifik itu menyadari bahwa kekuasaan di bidang ekonomi tak lepas dari politik.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya