ilustrasi
ilustrasi
RMOL. Gerakan intelektual kampus terbelah dalam menyikapi isu kebangsaan. Rapat Kerja Nasional Badan Eksekutif Mahasiswa se-Indonesia (BEM SI) di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Jawa Barat, yang digelar dari Senin (25/7) tidak satu suara dalam evaluasi pemerintahan.
"Kemarin ada ketidaksepahaman. BEM SI tidak programkan evaluasi kritis terhadap SBY-Boediono dan pergantian kepemimpinan. Mereka hanya mengagendakan tentang kritik pada pemerintah di berbagai sektor seperti ekonomi, pendidikan, politik, keamanan," terang Ketua BEM se-Jakarta, Penri Sitompul, kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Kamis, 28/7).
Pada Selasa (26/7), Penri yang memimpin BEM se-Jakarta meninggalkan arena Rakernas (walk out), bersama beberapa BEM dari daerah lain seperti Kuningan dan Cirebon, karena kecewa terhadap panitia rakernas. Kekecewaan itu dikarenakan BEM SI menolak kehadiran kampus-kampus yang belum dua kali mengikuti agenda BEM SI. Selain, itu terindikasi kuat ada kepentingan partai dan elit politik yang menunggangi rakernas sehingga tidak tajam mengevaluasi pemerintah dan lebih banyak berkutat pada agenda internal BEM.
Populer
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
UPDATE
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Senin, 22 Desember 2025 | 17:44
Senin, 22 Desember 2025 | 17:42
Senin, 22 Desember 2025 | 17:38
Senin, 22 Desember 2025 | 17:26
Senin, 22 Desember 2025 | 17:24
Senin, 22 Desember 2025 | 17:10
Senin, 22 Desember 2025 | 17:09
Senin, 22 Desember 2025 | 17:02
Senin, 22 Desember 2025 | 17:02