Berita

ilustrasi, Harry Potter

On The Spot

Tiket Film Harry Potter Dijual Lebih Mahal ...

Hore, Film Box Office Marak Lagi Di Bioskop
KAMIS, 28 JULI 2011 | 05:37 WIB

RMOL.Sorot mata Naomi tertuju ke kertas A4 yang ditempel di samping kiri pintu masuk Cinema XXI Pondok Indah Mall (PIM) 1, Rabu siang (27/7).

Kertas itu berisi pembe­ri­ta­huan bahwa tiket pertunjukkan film Harry Porter and The Deat­h­ly Hallows Part 2 yang akan di­tayangkan pada Jumat, Sabtu dan Minggu sudah dapat dibeli mulai Rabu di loket maupun M-Tik.

Selesai baca pengumuman, tan­pa pikir panjang siswa salah satu SMA di Pejaten, Jakarta Se­latan ini menuju loket  penjualan tiket. Tidak berapa lama, Naomi su­dah mengantongi tiket film Har­ry Potter dengan jadwal ta­yang hari Jumat pukul 12.45 di Studio 1. “Saya senang karena su­dah bisa nonton film Harry Potter lagi,” kata remaja berkacamata ini.

Naomi sengaja membeli tiket siang hari karena sepi. “Tadi pagi saya sudah ke sini, tapi karena antrenya panjang sekali akhirnya saya pulang.”

Ia mengaku kembali datang ke bioskop karena ingin menonton film yang dibintangi Daniel Radcliffe. “Kalau nggak ada film (Harry Potter)  ini saya males per­gi ke bioskop.”

Sudah dua bulan gadis yang mengenakan kaos panjang abu-abu dipadu dengan celana jeans ini tak nonton di layar lebar  se­telah peredaran film-film Holly­wood dibatasi. Sebelumnya, Nao­mi saban minggu datang ke bios­kop.

Mulai hari Jumat (29/7) film-film Hollywood teranyar kembali diputar di bioskop. Diawali de­ngan pemutaran film Harry Potter.

Sejak Februari lalu, Asosiasi Produsen Film Amerika Serikat (MPAA) membatasi peredaran film Hollywood di Indonesia.

Langkah ini dilakukan seiring terbitnya Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak SE-03/PJ/2011 ten­tang Pajak Penghasilan atas Penghasilan Berupa Royalti serta Per­lakuan Pajak Pertambahan Ni­lai atas Pemasukan Film Impor.

Salah satu bioskop yang akan menayangkan perdana film Harry Potter adalah Cinema XXI PIM 1. Letaknya di lantai dua pusat per­belanjan yang berada di ka­wasan perumahan elite di selatan Jakarta itu.

Dinding bagian bioskop itu dari kaca dengan pintu di tengah-te­ngahnya. Masuk ke dalam ter­da­pat sebuah meja yang ditung­gui petugas keamanan. Setiap pe­ngunjung akan diperiksa dengan metal detector.

Loket penjualan tiket berada di se­belah kanan setelah lorong ma­suk. Tiga penjaga loket berada di balik meja perut orang dewasa.

Di dinding di belakang meja penjualan tiket dipasang tiga la­yar monitor. Layar itu ditam­pil­kan film-film yang diputar. Di Studio 1diputar film Larry Crow­ne dua dimensi. Studionya beri­kut Film Catatan Si Boy.

Film Blitz dua dimensi diputar di Studio 3. Studio 4 memutar film Beaver. Film Something Bor­­rowed dan The Residen diputar di Studio 5 dan 6.

Untuk membatasi antrean pem­beli tiket dipasang tiang-tiang pendek dari baja putih. Tak ter­lihat antrean calon penonton.  Mak­lum saat itu masih jam dan hari kerja.

Kantin yang menyediakan minuman dan makanan kecil se­perti pop corn terletak di sebelah kiri loket. Kursi panjang nan em­puk disediakan di pinggir-pinggir lobby bioskop sebagai tempat tunggu sebelum masuk ke studio.

Hampir di seluruh dinding lob­by dipenuhi poster film-film yang tengah maupun segera tayang. Misalnya, Harry Potter dan Transformers. Juga terselip poster film Catatan Si Boy.

Studio 1 dan 2 terletak di ba­gian kanan lobby. Kedua studio menayangkan film lokal. Studi 3 sampai 6 yang memutar film-film asing terletak di bagian kiri.

Fuadi Amri, petugas kea­man­an Cinema XXI PIM1 men­jelaskan, tiket film Harry Potter sudah bisa dibeli sejak Rabu hingga Kamis (28/7).

Film itu akan ditayangkan Jum­at hingga Minggu mulai pu­kul 12.45 WIB di Studio 1 sam­pai 4. Sementara Studio 5 dan 6 memutar film Indonesia.

Fuadi menjelaskan, harga tiket film itu berbeda-beda tergantung waktu tayang. Untuk Jumat se­har­ga Rp 40 ribu. Harganya naik jadi Rp 55 ribu pada akhir pekan.

Harga tiket ini lebih mahal dibandingkan film lain. Tiket film lain hanya Rp 25 ribu pada hari biasa dan Rp 50 ribu pada Sabtu-Minggu.

Fuadi hanya mengira-kira har­ga tiket film Harry Potter lebih mahal karena termasuk box office.

Tapi dia merasakan penurunan penonton di bioskop ini sejak film-film Hollywood distop. Bia­sanya masa akhir pekan, jumlah me­nonton lebih dari seribu orang per hari. Kini hanya sekitar 600 orang.

Diputar Serentak, Siapkan 99 Copy

Ketua Umum Gabungan Pe­ngusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafrudin mengatakan film Harry Potter dipastikan ta­yang di Indonesia per 29 Juli 2011. Setelah itu film Trans­for­mers.

Namun dia belum bisa me­mas­tikan kapan film Trans­formers bakal diputar. Ini (Harry Potter) saja dulu, biar ada jedanya,” kata dia.

Menurut Djonny, pihaknya mencoba mengakomodir ke­beradaan film-film nasional. Apa­lagi, selama bulan Ra­ma­dhan dan Hari Raya Lebaran, ada enam judul film nasional yang akan ditayangkan. “Salah satunya film Tendangan dari Langit.”

Djonny menambahkan, film Harry Potter yang berkisah ten­tang penyihir dari sekolah Hogwarts itu alan diputar se­rentak 29 Juli mendatang di se­luruh Indonesia. “Ada sekitar 99 copy di seluruh Indonesia. Se­muanya, di Cinema 21 dan Blitz,” ujarnya.

Djonny menambahkan, su­rat lulus sensor atas Harry Pot­ter keluar pada 22 Juli 2011.

Bea Baru Film Asing 1 Menit Rp 22 Ribu

Kementerian Keuangan telah menandatangani revisi Peraturan Menteri Keuangan mengenai bea masuk impor film. Dalam peraturan baru ini pajak atas royalti yang sifatnya persentase diubah menjadi bea masuk spesifik.

“Tarifnya di kisaran Rp 21.000 sampai Rp 22.000 per me­nit per-copy,” kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo.

Agus menjelaskan, sejak 1996 bea masuk film dida­sar­kan pada perhitungan royalti. Na­mun, hasil audit yang dila­kukan Kemenkeu menunjukkan sistem pengenaan pajak melalui mekanisme ini tidak berjalan sempurna.

Di samping itu, sistem ini mem­butuhkan waktu lama un­tuk proses perhitungannya. Be­lum lagi, proses perhitungan tak sederhana.

Hasil dari audit terhadap sis­tem terdahulu, keluar reko­men­dasi untuk memperbaiki pu­ngut­an ini. Apalagi, Kemenkeu men­dapati tiga importir tak me­nerapkan sistem royalti ini dengan baik.

Diputuskan untuk sistem pu­ngutan yang selama ini meng­gu­nakan <I>ad valorem menjadi spesifik.

“Spesifik itu adalah nilai spesifik dikalikan lamanya durasi film tersebut dikali jum­lah copy. Di Indonesia, satu ju­dul film biasanya yang dima­suk­kan 20-40 copy. Jadi, itu nanti dikalikan,” katanya.

Kebijakan ini, menurut Agus, memang berbeda dengan yang diterapkan Thailand. Di negara Gajah Putih itu importir men­datangkan satu master copy, lalu digandakan sendiri sesuai kebutuhan.

Layak Tayang, Tak Ada Adegan Yang Digunting

Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Muchlis Paeni menga­takan, dua film Hollywood ter­baru siap tayang di Indonesia. “Su­dah lulus sensor 22 Juli lalu. Prosesnya cepat, dan tidak me­makan waktu lama.”

Kedua film itu adalah Harry Potter And The Deathly Hal­lows: Part II dan Transformer 3: Dark of The Moon.

Menurut Muchlis, proses sen­sor terhadap kedua film ber­langsung cepat karena seluruh ade­gan di film itu layak dita­yangkan. “Bagus kok, nggak ada yang dipotong. Mungkin karena segmentasi film untuk anak dan remaja.”

Saat ditanya apa film Holly­wood selanjutnya yang bakal tayang di Indonesia, Muchlis tak berani memastikan. Kata dia, LSF baru melakukan sensor terhadap kedua film itu. “Saya belum tahu pasti. Saat ini saya cuma handle satu film secara langsung, Harry Potter. Kalau Transformer bukan saya.”

Saat ditanya kualitas kedua film itu, menurut dia, jauh di atas film-film lainnya. “Ma­ka­nya banyak masyarakat yang meng­inginkan.” [rm]


Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Butuh Sosok Menteri Keuangan Kreatif dan Out of the Box

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:44

KPK Masih Usut Keterlibatan Hasto Kristiyanto di Kasus Harun Masiku dan DJKA

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Kesan Jokowi 10 Tahun Tinggal di Istana: Keluarga Kami Bertambah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Segini Potensi Penerimaan Negara dari Hasil Ekspor Pasir Laut

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:22

Main Aman Pertumbuhan 5 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:19

Gagal Nyagub, Anies Makin Sibuk

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:08

Predator Seks Incar anak-anak, Mendesak Penerapan UU TPKS

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:41

Dukung Otonomi Sahara Maroko, Burundi: Ini Solusi yang Realistis

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:39

Digelar Akhir Oktober, Indocomtech 2024 Beri Kejutan Spesial

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:29

WTO Perkirakan Perdagangan Global Naik Lebih Tinggi jika Konflik Timteng Terkendali

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:15

Selengkapnya