Berita

anas-sby/rm

Aktivis: Kita Punya Presiden yang Memalukan!

SENIN, 25 JULI 2011 | 14:04 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Rakyat Indonesia harus menahan malu karena mungkin baru pertama kalinya seorang presiden memohon-mohon pada buronan kasus korupsi agar pulang ke tanah air.

"Kita punya presiden yang memalukan. Pada saat membuka Rakornas Demokrat (Sabtu, 23/7), dia (SBY) meminta dengan mengiba supaya Nazaruddin pulang ke Indonesia, padahal sebagai presiden yang membawahi aparatur lengkap seperti TNI, Polisi dan BIN harusnya dia memerintahkan, bukan memohon-mohon pada koruptor," kritik aktivis Gerakan Indonesia Bersih, Ahmad Kasino, kepada Rakyat Merdeka Online, Senin (25/7).

Sebelumnya, seusai shalat di komplek Istana Negara, Jakarta, Jumat (22/7), pertama kalinya Presiden SBY meminta dengan sangat pada Nazar agar pulang ke Indonesia.


"Komentar saya sederhana. Saudara Nazar kembali ke tanah air, hadapi proses hukum dan memberikan penjelasan atas sangkaannya," kata SBY kala itu.

Kasino heran, mengapa untuk menangkap seorang penjahat sekelas Nazaruddin saja negara seperti kehilangan daya. Apalagi, Nazar sudah berkali-kali berkomunikasi bebas dengan media massa dalam negeri. Di sisi lain negara tampak begitu gagah ketika melakukan penyergapan berturut-turut terhadap organisasi teroris yang rapih dan bergerak bawah tanah.

"Teroris yang terorganisir saja dengan mudah dilacak dan ditangkap apalagi cuma seorang Nazarudin yang kalau dilihat dari potongannya tidak punya kemampuan gerilya. Seharusnya dalam jangka waktu 1x24 jam dengan mudah dapat ditangkap," tambahnya.

Dengan kenyataan itu, Kasino melanjutkan, jangan salahkan rakyat kalau menganggap kasus Nazaruddin serta semua episodenya, didalangi sendiri oleh pihak Istana Negara alias Presiden SBY.

"Dasarnya adalah untuk menggeser Anas dari kursi ketua Umum karena Anas merupakan ancaman bagi Cikeas pada tahun 2014 dengan jaringan HMI-nya. Intinya, SBY terlalu sibuk dengan urusannya sendiri dan partainya tidak memikirkan rakyat yang hidupnya semakin hari semakin susah. Ini bukti bahwa perubahan tidak dapat ditunda lagi," tegasnya.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya