Berita

Yudhoyono Ogah Lengser, Besar Manfaat atau Mudarat?

JUMAT, 22 JULI 2011 | 11:53 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Susilo Bambang Yudhoyono akan memberi wejangan penting dalam Rapat Koordinasi Nasional Partai Demokrat, yang digelar Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Jawa Barat, Sabtu-Minggu, 23-24 Juli.

Beberapa bulan terakhir, partai berkuasa ini dihantam rentetan skandal. Faksionalisasi yang tidak kunjung usai pasca Kongres 2010 dipastikan jadi faktor pendorong kejatuhan partai. Pertikaian terbuka antar kader jadi tontonan masyarakat luas. Eks Bendahara Umum Demokrat yang jadi buronan skandal korupsi makin lancang menyerang kehormatan partai dan Ketua Umum Anas Urbaningrum dari tempat persembunyian.

Berangkat dari itu, Ketua Steering Committee Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Demokrat, Jhonny Allen Marbun mengatakan, agenda Rakornas disesuaikan dengan kebutuhan utama yaitu, konsolidasi dan peningkatan kinerja.


Beberapa pekan jelang Rakornas Demokrat, isu Kongres Luar Biasa berhembus kencang. Kepemimpinan Anas Urbaningrum digugat. Pesan singkat Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Marzuki Alie ke SBY dan anggota Dewan Pembina lainnya, bocor ke media massa dan membuktikan Demokrat di titik kritis. Ketua DPR itu berpesan, jangan sampai Dewan Pembina terkesan tidak memperdulikan tentang kondisi partai. Memang, acap kali rakyat menikmati lakon para petinggi partai bintang mercy yang saling memojokkan dan jadi tontonan mengalahkan rating sinetron.

"Sebenarnya saya sebagai pribadi atau dalam kapasitas sebagai Wakawanbin tidak mau ikut-ikutan dalam urusan yang melibatkan DPP PD secara operasional, namun kalau ini terus dibiarkan, setiap hari kita  didegradasi oleh kita sendiri dengan provokasi media, kita akan menuju kehancuran. Mohon Kawanbin mengambil tindakan tegas untuk menyelamatkan partai, kami siap diperintah dan mendukung apa apapun keputusan Kawanbin sebagai the founding father," demikian SMS Marzuki yang dikirimnya pada Jumat malam (8/7).
 
Urgensi untuk meminta Presiden SBY turun ke bawah untuk menata kembali organisasinya sungguh ironis. Benarlah anggapan bahwa Demokrat sejatinya bukan partai besar, tapi hanya telanjur besar. Beberapa faksi kedaerahan pun terendus mewarnai Demokrat. Demokrat bak anak SMA yang terburu-buru ingin meraih gelar Doktor.

Pada 12 Juni, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny J. A merilis hasil risetnya yang menyimpulkan, kasus suap dan korupsi di Kemenpora yang diduga melibatkan sejumlah petinggi Partai Demokrat adalah aib besar. Menurut Denny, sebanyak 41 persen pemilih Indonesia mendengar kasus korupsi di Kemenpora. Tak kurang dari 45,3 persen percaya petinggi Demokrat terlibat. Untuk pertama kali sejak 2009, tingkat kepercayaan publik ke Partai Demokrat melorot ke angka 15,5 persen.

Beberapa waktu setelah itu, LSI merilis tingkat kepuasan publik atas kinerja Presiden SBY yang merosot ke angka 47,2 persen. Merosotnya popularitas SBY, hingga di bawah angka 50 persen sejak terpilih dalam Pilpres 2009, ini salah satunya disebabkan oleh kasus Muhammad Nazaruddin. Survei LSI menunjukkan tingkat kepuasan publik atas kinerja SBY sejak Januari 2011 ke Juni 2011 turun hingga 9,5 persen, yakni dari 56,7 persen ke 47,2 persen.

Tidak salah bila muncul desakan kepada Presiden SBY untuk menyelamatkan citranya agar tidak ikut terperosok bersama Demokrat dengan angkat dari jabatan kepartaian. Survei terakhir Rakyat Merdeka Online (Jumat 8/7 - Kamis 21/7) mengungkap, 89.2 persen pemilih meminta SBY meninggalkan segala urusan kepartaian. Sedangkan 7,3 persen menginginkan SBY tetap berada di Demokrat. Dan sisanya, 3,5 persen menjawab ragu-ragu. Pesan yang bisa didapat, pekerjaan rumah yang sama sekali tidak remeh-temeh harus jadi prioritas utama SBY kalau mau husnul khotimah di 2014. Jika tidak, bisa saja pemerintahannya tumbang di tengah jalan.

Terbukti selama ini, kehadiran SBY di Demokrat tak menolong citra partai itu di mata rakyat. Menurut Gurubesar FISIP Universitas Indonesia, Iberamsjah, tidak ada satupun dampak positif dan menguntungkan, baik untuk SBY maupun Demokrat, yang memaksa SBY harus bertahan di dalam kepengurusan partai. Masih katanya, SBY harus menanamkan dalam hatinya bahwa di situasi rakyat yang sedang membutuhkan 100 persen peran negara, SBY tidak punya beban tanggung jawab pada Demokrat. Tanggung jawab dia sebagai presiden adalah kepada rakyat dalam soal pengendalian harga sembako, pengentasan kemiskinan dan pengangguran serta deret persoalan krusial yang jauh lebih penting.

Melihat kondisi terakhir, apakah dengan SBY tetap di dalam Demokrat, itu  bisa membantu Demokrat menuju pesta demokrasi 2014? Faktanya, partai itu sudah begitu buruk di mata rakyat. Lain hal kalau SBY masih dipercaya rakyat.

Nah, Rakyat Merdeka Online lagi-lagi meminta partisipasi pembaca setia untuk menyatakan isi pikirannya tentang Apa yang akan terjadi pada Partai Demokrat bila Presiden SBY tetap menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat? Apakah Demokrat akan menang Pemilu 2014; kalah Pemilu 2014; bubar atau tidak tahu?
[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya