ilustrasi
ilustrasi
RMOL. Demokrasi memperanak kebebasan berpendapat. Demonstrasi massa bukan satu yang tabu lagi seperti saat lars Orde Baru menginjak kebebasan sipil. Namun sayang sungguh sayang, ada segelintir oknum yang menunggangi prinsip kebebasan berpendapat untuk kepentingan kelompok bersenjatakan uang.
Seperti diberitakan beberapa media massa, belasan orang yang menamakan dirinya Studi Demokrasi Rakyat dan Pemuda Kebangsaan menggelar demo di depan kantor Kejaksaan Agung (Kejagung) RI, kemarin (Rabu, 20/7). Dalam aksinya, mereka berorasi dan menuntut Harry Tanoesoedibjo dicekal dan diadili karena mereka tuding sebagai mafia di bursa saham Jakarta.
Kordinator lapangan aksi, Hari Purwanto, ketika diwawancara mengklaim, kelompoknya menemukan indikasi Harry Tanoe melakukan penggelapan pajak, kejahatan pasar modal dan korupsi korporasi. Tapi, tingkah lucu dan polos demonstran yang rata-rata remaja dan ibu rumah tangga, yang diketahui belakangan mayoritas warga Tanah Tinggi, Jakarta Pusat itu mengundang tawa wartawan. Saat diwawancarai mereka tidak menguasai isu yang mereka usung. Beberapa pendemo mengaku hanya diajak dengan umpan uang Rp 35 ribu dan nasi bungkus.
Populer
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
Senin, 15 Desember 2025 | 21:49
UPDATE
Senin, 22 Desember 2025 | 08:06
Senin, 22 Desember 2025 | 08:00
Senin, 22 Desember 2025 | 07:45
Senin, 22 Desember 2025 | 07:24
Senin, 22 Desember 2025 | 07:15
Senin, 22 Desember 2025 | 07:10
Senin, 22 Desember 2025 | 07:00
Senin, 22 Desember 2025 | 06:56
Senin, 22 Desember 2025 | 06:30
Senin, 22 Desember 2025 | 05:59