Berita

On The Spot

Halo, Nazaruddin Ada di Bandung Pakai Wig

LIRA Buka Sayembara Berhadiah Rp 100 Juta
SABTU, 16 JULI 2011 | 07:16 WIB

RMOL. Handphone Nokia CDMA 2505 yang dipegang Jusuf Rizal tak berhenti berdering. Sebuah panggilan dari nomor tak dikenal masuk. Presiden Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) ini mengangkatnya.

“Halo, selamat siang,” sapa Jusuf.

“Selamat siang juga,” jawab pria di ujung telepon.

“Pak, saya mau memberi in­for­masi. Baru saja saya lihat Na­za­ruddin di Hotel Sheraton Ban­dung. Dia masuk hotel sendirian pakai wig. Mohon dicek ke sini se­cepatnya sebelum orangnya ka­bur ke tempat lain,” kata si penelepon.

Rakyat Merdeka yang bertan­dang ke markas LIRA di Tebet, Ja­karta Selatan kemarin, men­dengar sayup-sayup pembicaraan Jusuf Rizal dengan pria tak dikenal itu.

Nomor telepon Jusuf di (021) 70809494 kebanjiran panggilan sejak pihaknya mem­buka sa­yembara pen­ca­rian Muham­mad Nazaruddin Ka­mis lalu (14/7). Bagi yang ber­hasil me­ne­­mu­kan bekas ben­dahara umum Par­tai De­mokrat itu, ba­kal men­dapat ha­diah meng­giur­kan: uang Rp 100 juta.

Komisi Pemberantasan Ko­rupsi (KPK) menetapkan Naza­ruddin sebagai tersangka kasus suap pembangunan wisma atlet SEA Games di Jakabaring, Su­matera Selatan.

Nazaruddin diketahui pergi ke Singapura 23 Mei 2011, sehari sebelum keluarnya perintah cekal terhadap dirinya. Hingga kini, dia tak kunjung kembali. KPK lalu me­ne­tapkan Nazaruddin se­bagai bu­ronan dan meminta bantuan In­terpol untuk memburunya.

Menurut Jusuf, sehari setelah sa­yembara dibuka dirinya mene­rima lebih dari 200 panggilan telepon dan pesan pendek (SMS). Semuanya mengenai informasi keberadaan Nazaruddin. “Ke­ba­nya­kan mereka melaporkan po­sisi Nazaruddin berada di Jakarta dan bukan di luar negeri.”

Ia menuturkan, ada paranormal dari Riau yang me­ne­leponnya memberitahukan kebera­daan Nazaruddin. “Kata­nya, dari hasil penerawangannya Na­za­rud­din berada di daerah Ke­mayoran,” ujarnya. Kawasan Kemayoran terletak di Jakarta Pusat.

“Setiap informasi yang kami terima akan diteruskan ke in­te­lijen Mabes Polri. Mereka yang menyelidiki tempat yang dila­porkan,” kata Jusuf.

Bagaimana hasil penelusuran di Kemayoran? “Saya belum dapat infonya apakah Nazaruddin ada di sana atau tidak,” kata dia.

Menyambangi markas LIRA di Gedung Gajah Blok AQ, Jalan Sahardjo Nomor 111, Tebet, Ja­kar­ta Selatan, bagian depannya dipenuhi pamflet. Ada 11 pamflet yang ditempel di kaca dinding depan kantornya. Semuanya ber­isi sayembara pencarian Nazaruddin.

Ada dua model pamflet. Per­tama, berlatar belakang me­rah dengan  gambar kelompok Ba­risan Bela Negara (BNN). “Sa­yem­bara rakyat infokan dan tang­kap buronan koruptor, Na­za­rud­din berhadiah 100 juta ru­piah.” Demikian tulisan di pam­flet. Tak lupa dicantumkan hot­line telepon (021) 70809494. No­mor ini dipegang lang­sung Jusuf Rizal.

Pamflet kedua bergambar Na­zaruddin dengan latar belakang hitam. “Wanted, Dicari-dicari-dicari. Nazaruddin berhadiah 100 juta rupiah.” Tulisan di pamflet ini. Selain nomor hotline juga dicantumkan alamat e-mail dan kotak pos.

Kepada Rakyat Merdeka, Jusuf Rizal membeberkan alasannya membuat sayembara ini. Kata ini, LIRA dan Federasi NGO In­do­nesia merasa terpanggil untuk ikut membantu aparat hukum mencari Nazaruddin.

Ia berkaca dari kasus pencarian Gayus Tambunan di Singapura yang mendapat dukungan dari warga negara Indonesia yang berada di negara itu. Jusuf me­nyebutkan sayembara ini dibuka selama dua bulan. Untuk keper­luan ini, pihaknya mencetak 100 ribu spanduk dan pamflet yang akan disebar ke 33 propinsi.

Spanduk dan pamflet juga akan disebar ke beberapa negara yang ada perwakilan LIRA seperti, Malaysia, Singapura dan Vietnam.

Pamflet itu akan ditempel di pusat-pusat keramaian, seperti terminal, pusat perbelanjaan dan tempat rekreasi. Tujuannya agar orang mudah mengetahuinya. Ren­cananya, spanduk dan pam­flet mulai disebar Senin pekan depan. Saat ini masih dalam proses pencetakan.

“Minggu-minggu ini kami sosialisasi dulu melalui media massa,” kata Jusuf.   Dari mana uang untuk sayem­bara ini? Me­nurut Jusuf, semuanya berasal dari LIRA, termasuk untuk uang hadiah Rp 100 juta. Uang hadiah itu disimpan di bank. “Bila sudah ada yang me­nangkap, bisa langsung dicair­kan,” kata Jusuf.

Sayembara ini boleh diikuti siapapun, baik masyarakat umum maupun aparat. “Kalau yang dapat polisi atau KPK, ya uang tersebut akan kami kasih ke me­reka,” katanya.

Jusuf berharap dengan adanya sayembara ini menjadi stimulan bagi aparat penegak hukum agar bergerak lebih cepat menemukan Nazaruddin. “Jangan sampai Nazaruddin lebih dulu ‘dihabisi’ oleh kelompok-kelompok yang mera­sa gelisah dan ketakutan bila Naza­ruddin ‘berkicau’.”

“Biarkan Aparat Bekerja”

Langkah LIRA meng­­gelar sayembara pencarian Na­za­ruddin disambut positif se­jum­lah pihak. “Saya kira itu hal yang baik,” kata Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat.

Menurut dia, perlu diapresiasi kelompok masyarakat yang berinisiatif membantu aparat h­u­kum. Tapi, pencarian dan pe­nangkapan Nazaruddin tetap tanggung jawab aparat hukum yakni Komisi Pem­be­ra­n­tasan Korupsi (KPK) dan polisi.

“Saya kira KPK sedang be­kerja, polisi juga. Pemerintah juga atas instruksi presiden juga sedang bekerja. Tapi, yang paling mudah, sesungguhnya adalah ke­sadaran dia sendiri untuk segera pulang ke Indonesia, untuk men­jalani proses hukum,” kata Anas.

Sementara KPK tak melarang kelompok masyarakat yang menggelar sayembara pencarian Nazaruddin.  “Itu kan hak ma­sya­rakat. Kami tidak melarang, menganjurkan ataupun meminta pihak lain untuk melakukan hal yang serupa,” kata Johan Budi SP, Juru Bicara KPK.

Menurut Johan, proses pen­ca­rian Nazaruddin yang dilakukan pihaknya tak terganggu dengan adanya sayembara ini.

Dalam memburu politisi Partai De­mok­rat itu, KPK bekerja sama dengan Interpol, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hu­kum dan HAM.

Belum Terendus Ujung Pelarian Nazaruddin

Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Timur Pra­dopo menegaskan, hingga Ju­mat malam (15/7), bekas Ben­da­hara Umum Partai Demokrat M Na­za­ruddin belum berhasil di­te­mu­kan. “Belum-belum ke­te­mu. Masih dalam penye­lidi­kan. Nan­ti kita sampaikan kalau me­mang sudah ketemu,” katanya.

Mengenai lamanya penang­kapan Nazaruddin, Timur me­ngaku karena dia be­lum juga ke­temu hingga saat ini. “Karena me­mang belum ketemu,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, Sutarman meng­klaim telah mengendus kebe­ra­daan Muhammad Nazaruddin.  “Kami sudah deteksi kebe­ra­daannya. Tapi tidak akan men­jelaskan keberadaan dia, nanti kabur. Semaksimal mungkin kami bantu KPK.”

Namun, bekas Kapolda Met­ro Jaya ini enggan mem­be­ber­kan keberadaan buruan Interpol tersebut. “Kalau nanti saya bi­lang dia di dalam negeri, dia ka­bur ke luar negeri. Kalau bilang di luar, dia malah masuk ke dalam negeri.”

Kepolisian, kata Sutarman, te­lah bekerja sama dengan In­terpol untuk mencari dan me­mu­langkan Nazaruddin.

Menurutnya, upaya pemu­langan Nazaruddin yang diduga berada di luar negeri tidak mu­dah. Apalagi, bila negara itu tak memiliki hubungan bilateral dengan Indonesia. “Tentu kami harus hormati negara tempat dia berada,” kata Sutarman.

Pelacakan yang dila­kukan Imigrasi, Nazarud­din ter­de­teksi berada di Si­nga­pura sampai 20 Juni 2011. Se­telah itu dia ke Kuala Lum­pur (Malaysia), lalu Ho Chi Minh (Vietnam) dan Guang­zhou (Cina).

“Kita baru sebatas itu yang di­ketahui karena belum di­per­oleh di mana destinasi ter­ak­hir Na­zaruddin,” kata Men­teri Hu­kum dan HAM, Patrialis Akbar.

Patrialis mengatakan, sebagai pejabat negara (anggota DPR), Nazar berhak memiliki paspor biasa dan paspor biru. “Tetapi keduanya bisa dicabut.”

Patrialis menyatakan, pi­hak­nya bersama jajaran terkait akan terus melacak keberadaan Na­za­ruddin. “Kita akan terus me­la­kukan pelacakan dan pe­mantauan.”

Untuk melakukan peman­tauan dan pelacakan, ungkap politisi PAN ini, pihaknya berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk dengan Kemen­terian Luar Negeri. “Ini sesuai dengan perin­tah Presiden,” kata Patrialis.

Informasi dari Imigrasi se­ge­ra ditindaklanjuti KPK. Juru Bicara KPK, Johan Budi SP me­ngatakan, pihaknya telah me­ngecek keberadaan Naza­rud­din di Vietnam. “Setelah kami koordinasi dengan pihak terkait, dia (Nazaruddin) sudah tidak berada di sana lagi.”

KPK, kata Johan, belum men­dapat informasi lagi me­ngenai keberadaan Nazaruddin. “Tapi kami terus melakukan pe­nge­jaran. Moga-moga dalm waktu dekat bisa terdeteksi ke­be­ra­daannya.”   [rm]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Aceh Selatan Terendam Banjir hingga Satu Meter

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:58

Prabowo Bertemu Elite PKS, Gerindra: Dukungan Moral Jelang Pelantikan

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:39

Saham Indomie Kian Harum, IHSG Bangkit 0,54 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:26

Ini Alasan Relawan Jokowi dan Prabowo Pilih Dukung Rido

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:19

Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Ukir Sejarah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:54

Pensiun Jadi Presiden, Jokowi Bakal Tetap Rutin Kunjungi IKN

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:42

Sosialisasi Golden Visa Bidik Top Investor di Bekasi

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:31

Soal Kasus Alex Marwata, Kapolda Metro: Masalah Perilaku Kode Etik yang Jadi Pidana

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:26

Kontroversi Gunung Padang: Perdebatan Panjang di Dunia Arkeolog

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:20

ASDP Ajukan Praperadilan Buntut Penyitaan Barbuk, KPK Absen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:17

Selengkapnya