RMOL.Ini tentang sebuah nama: Dita Indah Sari. Sepak terjangnya memperjuangkan kaum buruh sudah dimulai sejak rezim Soeharto. Setelah memimpin aksi di Tandes, Surabaya, Juli 1996, dia ditangkap dan diadili. Dita akhirnya diganjar hukuman delapan tahun penjara. Organisasi yang dipimpinnya, Pusat Perjuangan Buruh Indonesia (PPBI), juga dianggap sebagai organisasi terlarang.
DITA pernah mendekam di Lembaga Pemasyarakatan WaÂniÂta Malang dan LP Wanita TaÂngerang. Dia kemudian dibeÂbaskan setelah mendapat amnesti dari Presiden BJ Habibie.
Seakan puas malang melintang di dunia perburuhan, Dita kemuÂdian justru memilih memasuki lingkungan birokrasi yang selama ini dilawannya. Sejak akhir 2010, dia dipercaya menjadi staf khusus merangkap juru bicara MeÂnaÂkerÂtrans Muhaimin Iskandar.
Apa alasan Dita memilih berÂgabung ke lingkungan birokrasi? Bagaimana kesibukannya kini setelah menjadi orang kantoran? Rakyat Merdeka kemudian meneÂmui Dita di Gedung Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Jalan Gatot Subroto, Jakarta SeÂlatan, kemarin.
Boleh dibilang, tak sulit meÂneÂmui wanita kelahiran Medan, 30 Desember 1972 ini. Melalui peÂsan singkat, Dita berjanji bertemu seÂtelah salat zuhur di ruang kerÂjanya. Bergabung dengan staf khusus lainnya, ruang kerja Dita berada di lantai dua gedung utama Kemenakertrans. Ruanga kerjanya berdekatan dengan ruang kerja Menteri Imin.
Kehadiran Rakyat Merdeka di ruang kerjanya disambut jabat tangan hangat. Bisa dibilang, peÂnampilan Dita kini jauh lebih feÂminin dibandingkan ketika masih menjadi aktivis.
Mengenakan baju putih dipadu rok hitam, Dita Indah Sari kini ibarat orang kantoran. Aksesori di leher dan tangannya kian menonÂjolkan sisi kewanitaannya. SemÂbari tersenyum, Dita memÂperÂsiÂlaÂkan duduk di sebuah sofa emÂpuk. Satu set sofa berwarna coÂkelat memang diletakkan di baÂgian tengah ruang kerjanya. Di ruang ini Dita tak sendirian. Dia berbagi ruangan dengan staf khuÂsus lainnya. Hal itu bisa dilihat dari dua buah meja kerja yang beÂrada di belakang sofa.
Seorang pria berkacamata tamÂpak serius bekerja di balik meja. Dia tetap sibuk dengan keÂgiatannya seperti pertama kali Rakyat Merdeka tiba.
Wanita yang pernah menimba ilmu di Fakultas Hukum UniÂverÂsiÂtas Indonesia ini bercerita meÂngenai keputusannya bergabung dengan birokrasi. Sebelum menÂjadi staf khusus MeÂnaÂkerÂtrans, Dita sudah beberapa kali diminÂtai bantuan Menteri Imin.
“Waktu itu nggak langsung bekerja sama, awalnya Cak Imin meminta beberapa bantuan. Saya dengan senang hati membantu. Dia meminta membantu memÂbuat tulisan, berkomunikasi deÂngan beberapa instansi, memÂbantu memberikan gagasan, tapi posisinya masih belum terikat,†tuturnya.
Pada akhir 2010, Dita ditawari Muhaimin Iskandar bergabung dengan Kemenakertrans. Setelah melalui proses pemikiran yang panjang, Dita akhirnya meÂmeÂnuÂhi keinginan Menteri Imin.
“Selama ini saya selalu di luar sistem, selalu oposisi. Tapi, saya juga berpikir bagaimana saya bisa berkontribusi pemikiran yang lebih efektif. Cak Imin sendiri orangnya terbuka pada ide baru dan ingin melakukan terobosan yang signifikan atas suatu mÂaÂsaÂlah, jadi saya bersedia,†ujarnya.
Dita mengatakan, ada dua hal dasar yang mendorong dirinya menjadi bagian Kemenakertrans. Pertama, persoalan perburuhan dan ketenagakerjaan merupakan bidÂang yang sudah digelutinya sejak tahun 1992.
“Jadi saya bukan orang baru di bidang ini, juga bukan orang awam dan tidak tahu apa-apa. SuÂdah 18 tahun saya berkecimpung di bidang ini, jadi tahu perÂmaÂsaÂlahannya. Itu dasar pertama. DeÂngan ilmu dan pengalaman yang saya miliki, saya ingin meÂmÂbeÂriÂkan usulan, dukungan, solusi kaÂrena masalah ketenagakerjaan meÂmang kompleks,†jelasnya.
Kedua, Dita memandang berÂbaÂgi peran itu penting. Tentunya akan lebih mudah bagi rekan-rekannya yang masih berjuang di luar kalau memiliki perwakilan di dalam birokrasi. “Teman-teman aktivis akan sedikit lebih mudah menyampaikan pikirannya, lebih mudah berkomunikasi, lebih memudah memahami persoalan.
Arena boleh berbeda tapi kan visinya tetap sama. Perjungannya teÂtap sama. Saya pikir kenapa tidak berbagi peran. Kenapa harus menguasai satu lini, kalau bisa menguasai lini yang lain.â€
Dita mengaku, sebelumnya tidak memiliki kedekatan khusus dengan Menteri Imin. Namun, dia sudah mengenal Menteri Imin sejak menjadi aktivis. “Ada hubungan tapi nggak terlalu deÂkat, karena saya kan dari tradisi geÂrakan mahasiswa kiri, sedangÂkan Cak Imin dari kanan seÂhingÂga tidak pernah betul-betul berÂsenÂtuhan. Kedua angkatannya juga beda, Cak Imin angkatan 86 saya angkatan 91. Jadi, dia seniorlah.â€
Sekalipun kerap mengkritik MeÂnakertrans, semasa menjadi akÂtivis Dita selalu membina huÂbuÂngan baik dengan menteri penÂdahulu Cak Imin. Baginya, huÂbungan baik itu penting, karena seÂbagai praktisi buruh dirinya kerap menyamÂpaiÂkan berbagai gagasan.
“Sebetulnya semua orang yang menjadi Menakertrans selalu puÂnya hubungan baik dengan saya, mulai Pak Al-Hilal Hamdi, Pak Jacob Nuwa Wea, Pak ErÂman SuÂparno. Biar sering dikriÂtisi bukan berarti kita tidak boleh berÂhuÂbuÂngan baik,†Dita menjelaskan.
Pilihan bergabung dengan biÂrokÂrasi tak membuat Dita khaÂwatir ruang geraknya menjadi terÂbatas. Menurutnya, hal itu hanya persoalan cara penyampaiannya saja. “Kalau dulu pakai gedor pinÂÂtu, sekarang dengan bicara, lobi, berdebat, menggunakan kerÂtas kerja, berhadapan dengan meÂdia. Nggak mungkin saya berÂhaÂdap dengan birokrasi, dengan cara ketika saya masih menjadi aktivis. Saya harus realistis berÂgerak di lapangan mana.â€
Bebas, Asal Tak Menabrak...
Selama hampir satu tahun berÂgabung menjadi bawahan MenÂteri Imin, Dita merasa tidak perÂnah dibatasi dalam menyamÂpaiÂkan gagasan. Dia mengatakan, Menteri Imin memberikan kebeÂbaÂsan yang cukup luas selama gagasan itu positif. “Yang penting tidak menabrak aturan, tidak aneh-aneh, beliau mempersilakan.â€
Banyak orang yang khawatir Dita terseret sistem sehingga meÂngubah Dita tak lagi proburuh. TenÂtang hal itu, Dita menjamin tiÂdak ada yang berubah dari diÂriÂnya. Delapan belas tahun menjadi aktivis buruh bukanlah waktu yang singkat. Selama itu karakÂterÂnya ditempa berbagai peristiwa.
“Apa yang saya alami selama menjadi aktivis, telah memÂbenÂtuk karakter saya. Fondasi terÂseÂbut sudah sangat kokoh, sehingga saya tidak mudah terpengaruh. Saya tidak akan mengkhianati apa yang telah saya jalani. Saya ogah disetir penguasa, tetap memÂbela buruh dengan memÂperÂjuangkan nasibnya. Tapi kalau ada yang skeptis, ya lihat saja nanÂti. Saya akan buktikan,†ujarnya.
Dita menuturkan, bukan tidak sedikit rekan-rekan aktivis yang mendukungnya ketika memilih bergabung ke dalam pemerintah. Sekalipun begitu, tidak sedikit juga yang menentang dan mencibirnya.
“Yang tidak mendukung meÂngaÂtakan saya propemerintah dan neolib. Yang mendukung meÂngaÂtaÂkan bahwa perlu teman di daÂlam agar mereka gampang diÂfaÂsiÂlitasi. Namanya demokrasi, seÂtiap orang punya pandangan berbeda.â€
Dita berharap, pihak-pihak yang tidak mendukungnya menÂjadi birokrat tidak sekedar mengÂkritisi dan mencurigai. Alangkah baiknya, lanjutnya, jika hal itu diÂsamÂpaikan dalam bentuk maÂsuÂkan, saran dan gagasan kepada dirinya.
Dia menyatakan, waktu yang akan membuktikan. ‘’Saya bisa ngomong apa saja, nanti kan orang bisa menilai. Teman-teman juga banyak datang ke sini meÂngadukan masalah, mereka bisa menilai. Apakah saya cukup meÂnerima mereka dengan baik atau tidak, menyelesaikan masaÂlah dengan baik atau tidak, saya tetap mau tahu dengan kesulitan-kesuÂlitan mereka atau tidak. Biar wakÂtu yang akan membuktikan, apaÂkah idealisme itu luntur atau tidak.â€
Bekas Ketua Umum Komite Pimpinan Pusat Partai Rakyat Demokratik (KPP-PRD) ini meÂngaku masih membina huÂbuÂngan baik dengan reÂkan-reÂkannya seÂmasa menjadi aktivis. Dengan keÂhaÂdiÂranÂnya di KeÂmeÂnakerÂtrans, seÂmakin memÂperÂmuÂdah rekan-reÂkan aktivis menguÂrus berbagai hal.
“Mereka tinggal telpon lalu janjian, semuanya jadi lebih mudah. Kita lihat juga dari aspek itu, keÂberadaan saya disini memÂperÂmudah meÂreka, bukan memÂpersulit.†[rm]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01
UPDATE
Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:58
Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:39
Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:26
Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:19
Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:54
Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:42
Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:31
Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:26
Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:20
Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:17