Berita

ilustrasi

Disuntik Dana, Dirut PT PAL Jamin Tuntaskan Semua Kewajiban

PT PAL Akan Jadi yang Terbesar di Asia Tenggara
RABU, 06 JULI 2011 | 21:58 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi VI dengan Menteri BUMN dan Menko Perekonomian yang dilangsungkan dua hari lalu menyepakati Badan Usaha Milik Negara yang dianggap strategis akan disuntik dana Penyertaan Modal Negara (PMN) dari dari Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya. Salah satu BUMN strategis itu adalah PT PAL.

Tentu saja Direktur Utama PT PAL, Harsusanto, menyambut baik kemauan politik Pemerintah bersama DPR dalam melakukan penyehatan BUMN Strategis, khususnya PT PAL. Dia menanggapi rencana Penyertaan Modal Negara (PMN) dan Subsidiary Loan Agreement (SLA) kepada PT PAL senilai lebih kurang Rp 2,1 trilliun.

Harsusanto membenarkan bahwa PMN dan SLA yang dialokasikan kepada PT PAL dengan rincian Rp 648,3 miliar bersumber dari APBN Perubahan tahun anggaran 2011, Rp 1,39 trilliun berupa PMN Cash bersumber dari APBN tahun 2012, serta PMN sebesar Rp 193,7 miliar PMN cash bersumber dari APBN tahun 2012.


"Saya melihat potensi PAL mampu memenuhi kebutuhan kapal nasional baik kapal komersial maupun kapal perang, sehingga Indonesia sebagai negara maritim mampu menyediakan kapal-kapalnya sendiri tanpa ketergantungan pada bangsa lain," ujar Harsusanto dalam pernyataan tertulis kepada wartawan, Rabu (6/7).

Dia juga sekaligus menyampaikan kebanggaan karena dapat melihat kebangkitan PT PAL selama menjabat Dirut.

"Saya mengharapkan, industri perkapalan Indonesia yang besar ini dapat diwariskan ke generasi Indonesia di masa yang akan datang," kata Harsusanto.

Saat ini PT PAL sedang merampungkan dua unit kapal tanker pesanan Pertamina setelah sebelumnya berhasil menyelesaikan 17 kapal selama 3 tahun terakhir dari total 24 kapal ex pesanan lama.

Pihaknya, lanjut Harsusanto, juga concern terhadap kewajiban-kewajiban kepada customer, kreditur dan karyawan. Menurutnya, dengan skema PMN dan SLA yang diterima PT PAL, maka dalam waktu dekat, diharapkan seluruh kewajiban-kewajiban PT PAL dapat segera diselesaikan.

PT PAL juga mendapat SLA berupa konversi hutang sebesar Rp 462 miliar. Dengan adanya keputusan yang diambil dari hasil Rapat Kerja Komisi VI yang dipimpin Airlangga Hartarto dengan Menko Perekonomian Hatta Radjasa, Menteri BUMN, Mustafa Abubakar dan Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas, Armida Alisyahbana, hari Senin lalu (4/7).

PT PAL Indonesia (Persero) adalah perusahaan perkapalan terbesar nasional yang telah berhasil memproduksi lebih dari 300 kapal komersial, 50 kapal perang berukuran mulai dari 1000DWT sampai dengan 50.000DWT. PT PAL juga telah mampu memproduksi platform Offshore/Onshore untuk Pertamina maupun Production Sharing Contractor.

Produk-produk PT PAL, selain digunakan oleh TNI-Polri dan perusahaan nasional, juga telah menembus pasar Asia hingga Eropa. Saat ini PT PAL mampu memerankan sebagai tulang punggung Pertahanan khususnya TNI-AL terutama untuk pembangunan kapal perang, pemeliharaan, perbaikan kapal dan pemasangan senjata.

Kemarin, anggota Komisi VI DPR, Ecky Awal Muharram, kepada wartawan menekankan pentingnya peran koordinasi agar persoalan BUMN tidak berlarut-larut dan menambah biaya. Koordinasi pemerintah dalam merealisasikan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada BUMN itu dikhawatirkan terus lambat dan ditunda-tunda.

Ecky sendiri sepakat bahwa BUMN industri strategis seperti PT DI, PT PAL dan PT Pindad, yang kemarin disepakati mendapat kucuran, penting bagi kemandirian pertahanan nasional dan perlu diselamatkan. Hal ini, lanjut Ecky, juga berlaku untuk BUMN yang memiliki nilai strategis lain.

"Tapi harus jelas perhitungan bisnisnya, parameter keberhasilannya, jangan sampai memboroskan uang negara atas nama nasionalisme," jelas Ecky.

Karena, menurut anggota DPR dari Dapil Jawa Barat III ini, penetapan Bantuan Pemerintah Yang Belum Dijelaskan Statusnya (BPYBDS) saja mencapai Rp 45 triliun di APBN 2011, ditambah dana segar sebesar Rp 7,79 triliun di APBN 2012.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya