Berita

BAMBANG HENDARSO DANURI/IST

SATGAS TKI

PDIP Tetap Ngotot SBY yang Harus Turun Tangan Langsung, bukan Andalkan Muka Lama

MINGGU, 03 JULI 2011 | 07:31 WIB | LAPORAN:

RMOL. Pada prinsipnya PDI Perjuangan menyambut pembentukan Satuan Tugas Tenaga Kerja Indonesia, sebagamana rekomendasi DPR di Sidang Paripurna pada 21 Juni lalu. Satgas TKI ini bertugas untuk membebaskan para TKI yang terancam hukuman mati.

"Kita tetap berkeyakinan, pada level emergency seperti ini, Presiden harus turun langsung. Karena (meski diisi) beberapa nama besar, tetapi berstatus pensiunan plus beberapa pejabat eselon dua tentu tidak bisa efektif meminta pengampunan raja," ujar  Tim Pengawas TKI PDI Perjuangan, Eva Kusumah Sundari kepada Rakyat Merdeka Online, pagi ini, (Minggu, 3/7).

Satgas TKI ini, antara lain, diisi mantan Menteri Agama Mahtuf Basyuni dan Mantan Kapolri Bambang Hendarso Danuri.


Selain itu, anggota komisi III DPR ini menyarankan Presiden SBY harus ke Saudi dan memintakan pengampunan atas 27 TKI yang terancam hukuman mati. Apalagi Saudi responsif terhadap moratorium RI yang akan dimulai  Agustus mendatang.

"Sepatutnya RI mempersiapkan langkah antisipasi perbaikan yang fundamental. Misalnya dengan menghentikan total pengiriman pembantu rumah tangga dan mulai fokus pada skilled labour yang terjamin haknya di local law di tempat pengiriman," terangnya

Eva mencontohkan Manila yang mulai aktif menjajaki pengiriman tenaga kerja ke Kanada karena PRT di sana terjamin hak-hak hukumnya.

Selain itu, politisi PDIP ini pun menilai sudah saatnya Indonesia mengintensifkan upaya membuka peluang kerja domestik yang harus dimulai dengan merombak strategi ekonomi makro dengan serius mengembangkan perekonomian pertanian dan pedesaan dengan teknologi labour intensive. "Saatnya kembali ke platform ekonomi kerakyatan. Karena demikianlah perintah konstitusi. Negara wajib mencipta lapangan kerja bagi WNI, bukan pemerintah di negara asing," pungkasnya. [zul]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya