Berita

ilustrasi

Tidak Perlu Menjadi Ahli untuk Simpulkan Kekecewaan Rakyat

SELASA, 28 JUNI 2011 | 09:52 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Untuk membuktikan pemerintahan SBY-Boediono tidak lagi dipercaya rakyat sebetulnya tidak perlu terlalu rumit. Anggota legislatif yang dekat dengan konstituennya, pasti menangkap akumulasi kekecewaan sesuai dengan hasil survei yang menggambarkan penurunan citra Presiden SBY.

"Saya bukan ahli peneliti, tapi berdasarkan pemantauan di lapangan memang rakyat banyak yang kecewa," kata Wakil Ketua Komisi I DPR, Mayjen (Pur) TB Hasanuddin, kepada Rakyat Merdeka Online, Selasa pagi (28/6).

Sebagai pimpinan komisi DPR yang membidangi keamanan, TB menyaksikan sendiri kejahatan dengan kekerasan semakin meningkat seiring dengan penegakan hukum yang amburadul. Semakin hari rakyat malah semakin tidak percaya pada aparat hukum.


"Lapangan kerja? Juga semakin sulit apalagi ketika banyak pabrik dan perusahaan tutup akibat berbagai banyak hal," ujar TB.

Di bidang luar negeri, TB menyimpulkan, perlindungan terhadap WNI di luar negeri telah gagal. Seperti yang terjadi akhir-akhir ini, WNI yang bekerja di luar negeri terutama pada sektor domestik tidak mengalami perlindungan maksimal dari perwakilan pemerintah di negara tempat mereka bekerja.

"Lihatlah negara gagal menyelamatkan Ruyati," ucap TB.

Belum lagi persoalan ekonomi rakyat sehari-hari. Dari pengamatannya, harga Sembako hampir tiap bulan naik tidak sesuai penghasilan masyarakat. Begitu juga persoalan di bidang pendidikan yang sebetulnya menyerap dana APBN cukup besar belum juga dinikmati rakyat kecil karena sekolah-sekolah rakyat jelata masih memungut bayaran yang cukup tinggi.

"Pemberantasan korupsi malah jalan di tempat, terkesan wacana doang, pembentukan Satgas-Satgas menambah masalah menjadi bias," pungkasnya.

Menurut TB, semua masalah di atas adalah akibat dari kebijakan pemerintah yang hanya mementingkan pencitraan. Sehingga Presiden SBY kehilangan kontrol atas kerja pembantu-pembantunya yang cari selamat masing-masing.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya