Berita

wapres boediono/ist

Tom Jelaskan Kisah Boediono Menjatuhkan SBY

SENIN, 27 JUNI 2011 | 15:34 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Kejatuhan popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat pengaruh besar dari sosok Wakil Presiden pilihannya, Boediono. Mantan Gubernur Bank Indonesia ini sudah dinyatakan tersangka dalam perkara bailout Rp6.7 triliun Bank Century oleh paripurna DPR pada Maret 2010.

Direktur Eksekutif Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3I), Tom Pasaribu, mengakui, sejak tanggal 6 Oktober 2009 yaitu sebelum pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, dirinya sudah menuntut penangkapan terhadap Boediono karena sangat kuat dugaan keterlibatannya dalam skandal itu. Tom saat itu sudah menyerukan, Boediono bermasalah sejak awal dan hanya akan menambah beban pemerintah.

Bahkan, dalam temuan terbarunya, terdapat bukti yang menunjukkan pernah usaha menyelamatkn Boediono dari jerat hukum. Adalah Bareskrim Mabes Polri dalam rapat pada tanggal 26 dan 29 Mei 2009 menemukan beberapa asset di luar negeri yang diduga terkait kejahatan di Bank Century. Mengingat kejahatan yang terjadi di Bank Century sangat kompleks, maka dibentuklah Tim Bersama yang terdiri dari unsur Kementerian Keuangan, BI, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, Jaksa Agung, Mabes Polri, PPATK, LPS dan Manajemen PT Bank Century, Tbk.


Selain itu juga ada pelanggaran UU 24/2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan yang menyebutkan bahwa penanganan bank gagal berdampak sistemik adalah pekerjaan LPS. Dengan demikian adalah LPS yang berwenang menangani Bank Century setelah diputuskan menjadi bank gagal berdampak sistemik oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pada November 2008.

"Itu bukti baru bahwa pemerintah berusaha menutupi tindak pidana dalam Centurygate karena kasus itu tidak diteruskan secara KUHAP oleh Mabes Polri, justru melaporkannya ke pemerintah. Dan seharusnya LPS yang menyelamatkan Bank Century. Mabes Polri pasti menemukan hal yang sangat kompleks dalam kasus ini dan semua mengarah ke Boediono (gubernur BI saat keputusan bailout)," urainya kepada Rakyat Merdeka Online, Senin petang (27/6).

Tom mengatakan, efek kasus itu sangat besar bagi kinerja dan popularitas pemerintahan SBY bersama Boediono. Tidak hanya berdampak pada citra tapi juga mengenai tatanan hukum negeri.

"Perkara tak tertuntaskan kasus Century jadi acuan kasus-kasus di bawahnya. Orang mudah permainkan hukum dan itu mengacu pada Centurygate. Karena penegakan hukum rusak, citra pemerintah ambruk," ucap Tom.

Dia menyebut, Boediono seperti membawa sial pada pemerintahan SBY. Dan itu karena SBY sendiri yang memilihnya menjadi Wapres.

"Kenapa dilpilih juga ya si Boediono itu, mungkin karena dia (SBY) kebagian juga ya," pungkas Tom sembari tergelak-gelak.

Dari hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI), saat ini kepuasan pada kepemimpinan SBY hanya sebesar 47,2 persen. Survei ini dilakukan pada 1-7 Juni 2011 dengan jumlah responden sebanyak 1.200 orang di 33 provinsi. Metode survei dilakukan dengan wawancara tatap muka langsung. Margin error hasil survei ini diperkirakan sebesar plus-minus 2,9 persen.

Peneliti senior LSI Sunarto mengatakan, pada Januari 2010 kepuasan terhadap kepemimpinan SBY sangat tinggi, mencapai 63,1 persen. Kepuasan ini terus menurun pada periode berikutnya. Pada September 201, tingkat kepuasan tinggal 60,7 persen, dan Januari 2011 menjadi 56,7 persen.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya