Berita

ahmad kasino/rmol

Terselip Pesan Pergantian Kepemimpinan Nasional dari Konsolidasi di PP Muhammadiyah

SABTU, 18 JUNI 2011 | 16:59 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Pertemuan di kantor PP Muhammadiyah yang membicarakan kebangkrutan negara dan ancaman negara gagal oleh puluhan tokoh agama dan nasional (Kamis, 16/6) merupakan representasi dari kegalauan dan keprihatinan rakyat Indonesia terhadap kelemahan kepemimpinan negara.

"Kondisi bangsa yang semakin terpuruk akibatnya lemahnya kepemimpinan nasional dan ketidakmampuan SBY-Boediono dalam menjalankan pemerintahan. Sehingga solusi konkritnya adalah pergantian kepemimpinan nasional dalam jangka waktu sesingkat-singkatnya dan kembali ke Pancasila dan UUD 1945," ujar aktivis politik, Ahmad Kasino, kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu (18/6).    

Kasino menangkap rekomendasi penting dari pertemuan tersebut bahwa para tokoh agama dan nasional harus segera melakukan aksi yang konkrit untuk mencabut mandat rakyat terhadap SBY-Boediono. Pilihan itu harus diambil daripada Indonesia menjadi negara gagal yang bersumber pada lemahnya kepemimpinan SBY-Boediono maka pergantian rezim SBY-Boediono lebih cepat lebih baik untuk bangsa Indonesia.


Para pemimpin agama dan tokoh nasional saat itu sepakat bahwa indikasi menuju negara gagal seperti keadaan ekonomi rakyat yang makin memburuk dengan angka kemiskinan dan angka pengangguran yang semakin tinggi, korupsi merajalela yang dilakukan oleh penguasa dan kaum elite, konflik horizontal yang bernuansa SARA, terkesan dibiarkan dan semua problem kerakyatan tidak dapat diselesaikan oleh negara.

Diberitakan sebelumnya, ekonom senior Rizal Ramli, salah seorang tokoh yang berbicara dalam pertemuan tersebut, menyatakan, di bawah pemerintahan SBY, Indonesia mengalami lima jenis kebangkrutan yang bisa berakibat fatal: negara yang sungguh-sungguh gagal.

Pertama, bangkrut di bidang ideologi. Kedua adalah kebangkrutan kepemimpinan. Ketiga adalah kebangkrutan di bidang finansial. Keempat, kebangkrutan kesejahteraan rakyat. Kelima dan terakhir adalah kebangkrutan kedaulatan dan kemandirian.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya