Berita

ilustrasi

Mendiknas Keras Kepala, MPR Minta Berkaca

SABTU, 18 JUNI 2011 | 16:22 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Berbeda dengan Ketua DPR RI, Marzuki Alie yang menyetujui pemecatan Kepala Sekolah SDN 2 Gadel, Surabaya yang memerintahkan contek massal dalam UN beberpa waktu lalu. Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh malah membantah telah terjadi contek massal.

Sikap M Nuh itu mendapat krtik tajam dari MPR. Wakil Ketua MPR, Lukman Hakim Saefuddin, mengaku terus terang bahwa dirinya beda pandangan dengan Mendiknas. Dia heran dengan sikap M Nuh dalam kasus yang mengakibatkan ibu orangtua murid, Siami, diusir dari kampugnya sebab membongkar skandal pendidikan itu.

"Saya agak aneh juga, mengapa begitu defensif. Karena begini, Beliau katakan tidak ada contek massal karena nilai murid berbeda-beda," kata Lukman di dalam diskusi Polemik "Tragedi Siami dan Negara Kleptokrasi" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (18/6).


Padahal sepengetahuan Lukman, si anak didik (Aam) yang dipaksa memberikan contekan pada teman-temannya sengaja menyalahkan jawaban yang dikasih ke teman-temannya. "Dia tak rela, karena dia belajar sungguh-sungguh tapi teman-temannya yang mendapat. Kesimpulan tak ada contek massal karena jawaban yang beda-beda itu harus diteliiti lagi," ujarnya.

Berkaca dari kasus contekan massal di SDN Gadel II/577 Tandes, Surabaya dan SDN 06 Pesanggrahan, Lukman mengajak para pembuat kebijakan lebih arif dan melakukan introspeksi. Menurutnya, murid SD sebenarnya tidak perlu lagi ikuti ujian nasional (UN).

"Saya tak ingin salahkan guru ketika memberikan bocoran pada murid yang pintar, agar prestasi sekolah tak turun. Justru kita harus mawas diri untuk melihat sistem, apakah UN tepat untuk SD? Bukankah wajib belajar 9 tahun itu sudah berjalan. Toh, para murid akan sampai ke SMP," tegasnya.

Dia malah menduga, selama ini Mendiknas Muhammad Nuh terlalu keras kepala melindungi sistem Ujian Nasional.

"Akan lebih bijak kalau evaluasi kembali, karena ekses dari UN ini luar biasa banyak. Ini fenomena gunung es bahwa guru terpaksa lakukan ini (mengizinkan saling contek)," tegasnya.[ald] 

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya