Berita

ilustrasi

Gara-gara Andi Nurpati Semua Anggota DPR Terpaksa Dibekukan

SABTU, 18 JUNI 2011 | 13:51 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Dugaan pemalsuan surat keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dilakukan oleh mantan anggota KPU Andi Nurpati bisa jadi hanya puncak dari gunung es kasus pemalsuan suara yang sedang diributkan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD.

"Bukan tidak mungkin ada kasus sama terjadi dalam Pemilu 2009 dimana suara itu bisa diperdagangkan di KPU, sehingga wakil rakyat bukan lagi dipilih rakyat, tapi dipilih KPU," ujar akademisi FISIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Teguh Santosa, pada Rakyat Merdeka Online, Sabtu (18/6).

Ini artinya, bukan tidak mungkin banyak angagota DPR ilegal yang duduk di gedung parlemen karena praktik kecurangan. Karena legalitas anggota DPR diragukan, Parlemen pun kehilangan moral standing.


"Kita tidak tahu persis siapa anggota DPR yang ilegal karena jual beli suara yang mungkin terjadi. Untuk mengetahui hal itu diperlukan pengusutan yang sangat serius," ujar Teguh.

Selain itu, karena semua anggota DPR jadi "terduga ilegal" dan kehilangan moral standing, maka DPR sebaiknya tidak mengambil keputusan apapun, termasuk tidak boleh mengesahkan UU apapun, sampai penyelidikan dan penyidikan oleh lembaga yang berwenang yaitu Mahkamah Konstitusi, selesai dilakukan.

"Kita mau DPR diisi orang yang berhak. Selagi yang ilegal belum bisa terdeteksi maka DPR kehilangan moral standing. Jangan sampai ada anggota DPR yang duduk di Senayan karena praktik kecurangan ikut mengambil keputusan politik di DPR," imbuhnya.

Ditegaskan Teguh pula, karena seluruh anggota DPR "terkontaminasi" kasus Andi Nurpati, maka Panja Pemalsuan Dokumen MK yang secara khusus mengusut perkara Andi Nurpati, pun jadi percuma dibentuk.

"Konsisten dengan sikap di atas, Panja itu pun tidak punya moral standing, sampai DPR bisa dipastikan bersih dari anggota yang ilegal," tegasnya.

Apakah selama "dibekukan" anggota DPR tetap menerima gaji atau tidak, menurut Teguh hal itu terserah Menteri Keuangan.

"Yang penting bagi kita adalah bagaimana agar kasus ini selesai. Kita harus tahu. Ini kan skandal," pungkas Teguh.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya