RMOL. Tidak hanya ke Rakyat Merdeka. Peti mati ukuran anak-anak juga dikirimi Jakarta Development Watch (Jadewa) ke beberapa kantor media massa.
Menurut kurir yang membawa peti mati tersebut ke redaksi Rakyat Merdeka di Gedung Graha Pena, Jakarta, selain ke Rakyat Merdeka, dia ditugaskan mengantarkan peti mati ke beberapa kantor media massa lain seperti Antara dan Kompas.
"Saya sudah mengantarkan ke Kompas dan Antara," ujar kurir itu sambil menunjukkan bukti penerimaan barang kepada Rakyat Merdeka Online, Selasa siang (14/6).
Ketua Jadewa, Nur Azhari, ketika dihubungi Rakyat Merdeka Online, mangakui dirinya sedang berada di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Kuningan, Jakarta Selatan untuk mengirimkan peti serupa dengan pesan serupa.
"Saya masih di KPK nih," ujarnya saat ditelepon sesaat lalu.
Seperti diberitakan sebelumnya, hari ini LSM Jadewa ingin mengikuti sukses Chief Executive Officer (CEO) Buzz&Co, Sumardi, yang sempat membuat heboh masyarakat dengan mengirimkan peti mati ke lebih dari 100 kantor media massa untuk mempromosikan sebuah buku.
Meski caranya sama, namun isi pesan peti mati kiriman Jadewa adalah dokumen yang mengumbar Pengaduan Dugaan Tindak Pidana dan Penggelapan Aset Negara (persengkongkolan) yang berkedok sinergis BUMN antara PT Telkom, PT Inti dan PT LEN.
Dalam surat pengantarnya, Nur Azhari mengatakan, maksud pengiriman peti mati adalah mengadukan perkara dugaan tindak pidana dan penggelapan aset negara dalam proyek pengadaan dan pemasangan modernisasi jaringan akses kabel tembaga (Trade In Trade Off) yang dilakukan dengan penunjukan langsung oleh PT Telkom kepada PT Inti dan PT LEN.
Menurutnya, PT Telkom dalam memutuskan pelaksanaan proyek tersebut secara penunjukan lansung (tanpa tender) dengan kontrak nomor K.TEL.395/HK.810/ITS.00/2010 tertanggal 30 Desember 2010 yang berpotensi merugikan negara kurang lebih Rp2-3 triliun.
[ald]