Berita

sby/ist

SMS GELAP-ISU CAPRES

Cukup Sudah SBY Sita Perhatian, Saatnya Giliran Rakyat Diperhatikan

SENIN, 13 JUNI 2011 | 08:41 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai tidak pada tempatnya mengangkat isu calon presiden 2014 saat membuka pertemuan pemimpin muda Indonesia pertengahan pekan lalu di Hotel Ritz-Charlton, Jakarta Pusat.

Selain alasan jarak waktu yang relatif masih lama, Presiden mestinya lebih menunjukkan kepedulian pada persoalan-persoalan terkini, menyangkut masalah ekonomi, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi atau merespons masalah pendidikan yang kini sedang menjadi keprihatinan puluhan juta keluarga Indonesia.

"Biarkan saja isu Capres 2014 itu menjadi konsumsi dan bahan diskusi internal Partai politik, LSM atau para pemerhati. Presiden tak perlu mendorong isu ini ke ruang publik," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo kepada Rakyat Merdeka Online, kemarin petang.


Dengan mengangkat isu Capres 2014, publik terdorong untuk membuat kesimpulan atau persepsi negatif tentang pemerintah. Karena, menurutnya, hal itu akan memunculkan kesan di benak publik bahwa Presiden tidak fokus memikirkan aneka persoalan yang sedang dihadapi rakyat. Sebab, Presiden terbukti lebih memikirkan Capres dan posisi keluarga pada Pilpres 2014 yang pelaksanaannya masih harus ditunggu selama tiga tahun lagi.

"Masih segar dalam ingatan kita bahwa Presiden baru saja menyita perhatian publik karena menanggapi SMS dari 'tempat gelap'. Publik mendengarkan bagaimana Presiden berkeluh kesah tentang SMS dari 'tempat gelap' itu," beber anggota Komisi III DPR ini.

Nah, belum reda soal polemik tentang tanggapan Presiden atas SMS gelap itu, pekan lalu publik lagi-lagi diminta menyimak dan memahami posisi SBY dan keluarga pada Pilpres 2014. Semua keluhan dan Curhat Presiden selalu didengar dan ditanggapi publik.

"Hari-hari ke depan, mestinya menjadi giliran Presiden yang mendengarkan dan menanggapi keluh kesah rakyat," harap Wakil Ketua Umum KADIN ini. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya