Berita

KISRUH DEMOKRAT

Alhamdulillah, Demokrat Sudah Sadar Golkar Hebat

JUMAT, 03 JUNI 2011 | 10:12 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Apa yang terjadi di dalam Partai Demokrat saat ini adalah sebuah konsekuensi sebuah partai yang menang dadakan lalu melahirkan kader "lompat pagar" yang tidak ideologis.

Demikian diterangkan politisi senior Partai Golkar, Zainal Bintang. Dia mengakui awalnya enggan mengomentari kisruh di internal partai berkuasa tersebut dengan alasan etika. Tapi, karena beberapa kader DPP Demokrat sudah menyebut-nyebut Golkar bermain di balik kisruh partainya, Zainal menanggapinya dengan senang hati.

"Tidak etis komentari kisruh rumah tangga orang, itu urusan merekalah. Tapi kalau dia berikan sebuah sinyal teka-teki yang berikan interpretasi Golkar bermain, itu harus dibuktikan, kalau tidak bisa berarti fitnah. Di sisi lain, saya sebagai kader Golkar katakan alhamdulillah karena mereka sadar kalau Golkar hebat," ujar tokoh MKGR ini kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Jumat, 3/6).


Mantan Ketua DPP Golkar ini meminta kader-kader Demokrat yang sudah menuduh Golkar membuktikan dugaannya. Bintang pun menyebut tingkah laku para politisi Demokrat selama ini jauh dari sikap beretika baik terhadap kader-kader partai politik lain, bahkan tidak beretika pada sesama Demokrat.

"Lihatlah cara-cara mereka berbicara selama ini di media massa, sangat arogan. Mereka berpikir jadi penguasa mendadak dan orang lain tidak berharga lagi. Itu arogansi. Bahkan di antara mereka pun bisa saling hujat. Nazaruddin serang Amir Syamsuddin, serang Ibas. Ruhut serang Andi Nurpati. Ramadhan Pohan serang Jafar Hafsah, dan begitu sebaliknya " ungkap Bintang.

Mengapa demikian, wartawan senior ini menjawab penyebabnya adalah tidak ada ideologi kuat di Demokrat. Ditambah lagi, mayoritas kader partai binaan SBY itu adalah "kutu loncat" yang cara berpikirnya sangat pragmatis. Ada dua penyebab utama lain, yaitu
 
"Saya tahu siapa mereka semua. Kader-kader yang pindah partai itu tidak ada harganya. Mereka terlena pencitraan Dewan Pembina yang diikuti jamaahnya. Begitu dapat badai mereka tercerai berai karena bergantung single top leader, bukan ketergantungan ideologi tapi penyelamatan jabatan," terangnya.

"Demokrat sedang panik karena ulah mereka sendiri," singkatnya.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya