Berita

megawati soekanoputri/ist

Mega: Pancasila Tidak Bisa Dilepas dari Bung Karno!

RABU, 01 JUNI 2011 | 11:57 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Seperti biasa, mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri, mengawali pidatonya dengan pekik merdeka. Begitupula ketika ia membuka pidatonya dalam Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945. Mega mendapat giliran berpidato setelah mantan Presiden Habibie, di Gedung Nusantara IV, Senayan, Jakarta, Rabu (1/6).

Dalam pidatonya, Ketua Umum PDI Perjuangan ini mengungkapkan kekecewaannya mengapa Pancasila yang hari ini dirayakan kelahirannya dipisahkan dari sosok penggalinya sendiri, yaitu Bung Karno.

"Tidak bisa tidak, kita mesti bicara Bung Karno. Bukan karena beliau bapak saya, tapi justru sebagai penggali Pancasila dan sekaligus Proklamator bangsa," ungkap Mega.


Berdasarkan itu, dia mengajak setiap warga bangsa dan pemimpin bangsa Indonesia untuk mengkontemplasikan alur pikiran Bung Karno sejak tokoh pendiri bangsa itu masih berusia muda termasuk ketika di penjara dan dibuang.

Mega menggambarkan, perjuangan panjang disertai pemikiran yang berasal dari sanubari rakyat Indonesia bukan datang begitu saja. Tapi, gagasan sebuah bangsa merdeka dan kehendak menjadikan bangsa itu menjadi klenyataan untuk merdeka telah lama dipikirkan Bung Karno. Hal itu nampak ketika Bung Karno sampaikan pledoi berjudul "Indonesia Menggugat" di depan penguasa kolonial. Dengan demikian, menarik benang merah gagasan Bung Karno sangat penting dan menjadi keharusan.

"Bahwa Pancasila itu tak bisa dilepas dari Bung Karno. Itu harus dilakukan untuk menghindari bangsa dari berpikir instan dan seolah Pancasila itu sekali jadi bebas dan steril dari perenungan panjang Bung Karno," tutur Mega.

Dengan emosional dia mengertitik para penguasa Indonesia yang masih menempatkan Bung Karno di sudut gelap sejarah bangsa sendir.

"Akibatnya sosok Bung Karno menjadi kian asing di tengah bangsanya sendiri," ucapnya emosional.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya