Berita

Ayu Azhari, Tyas Mirasih, Leony, Sandra Angelia

Blitz

Bisanya Bikin Film Pocong, Eh PARFI Kok Malah Rusuh

MINGGU, 29 MEI 2011 | 10:15 WIB

RMOL. Kongres Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) ke XIV berlangsung ricuh. Beberapa anggota PARFI bersitegang dengan panitia pelaksana hingga terjadi aksi pemukulan. Sejumlah aktris dan aktor senior Indonesia ngotot menyuarakan mosi tidak percaya terhadap ketua umum PARFI terpilih Gatot Brajamusti alias Aa Gatot. Beberapa seleb yang tidak terlibat langsung dalam Kongres PARFI menyesalkan insiden itu. Kepada Rakyat Merdeka, mereka menolak segala macam kekisruhan di dalam wadah insan film nasional itu. Berikut kutipan selengkapnya.

Ayu Azhari, Ikuti AD/ART Pasti Beres

Bagi Ayu Azhari, kemelut di tubuh PARFI ternyata sudah jadi penyakit lama. Artis seksi yang sudah bermain film sejak 1980 ini menilai, PARFI secara manajemen tidak menjalankan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) organisasi secara benar dan konsekuen.


“Kembalikan saja semuanya ke AD/ART. Kalau semua mengikuti AD/ART, pasti tidak akan terjadi masalah,” ujar Ayu saat dihubungi via ponsel.

Ayu mencontohkan, saat ini untuk men­jadi anggota PARFI sudah tidak jelas lagi aturannya. Menurut dia, kalau sesuai AD/ART, yang menjadi anggota PARFI adalah mereka yang pernah ber­main film. Nah, pada kenyataannya, saat ini aturan tersebut sudah tidak jelas. Ada yang tidak pernah main film namun menjadi anggota.

“PARFI sebagai suatu organisasi profesi seharusnya beranggotakan aktris atau aktor, termasuk pengu­rus­nya. Jadi, kalau ada anggota atau bah­kan pengurusnya yang bukan artis atau aktor, itu artinya telah melanggar AD/ART,” jelas aktris senior yang telah membintangi sekitar 30-an film ini.

Ayu mengaku telah lama menjadi anggota PARFI. Dia juga cukup aktif da­lam organisasi tersebut. Namun dalam kongres PARFI 2011 yang baru saja ber­lalu dan rusuh itu, dia mengaku absen.

Meski begitu, dia berharap rekan-re­kannya di PARFI bisa bijak meng­ambil keputusan dalam menye­lesaikan ma­salah yang ada. Sehingga, PARFI dapat dipercaya lagi menjadi wa­dah yang tepat bagi para seniman film.

“Pada dasarnya, saya mendukung apapun yang dilakukan PARFI. Ter­utama hal-hal yang berkaitan untuk kepentingan seluruh anggota PARFI. Jangan jadikan PARFI hanya milik kepentingan perseorangan atau kelom­pok saja,” ungkap artis bernama asli Siti Khadijah ini.

Ditanya apakah dia berminat men­jadi pengurus PARFI, Ayu bilang ber­sedia bila dipercaya. Namun, dia  me­lihat keadaan sekarang bukanlah waktu yang tepat. “Tunggu saja. Kalau ada kesempatan, ada waktunya, saya jadi pe­ngurus PARFI,” ujar Ayu.

Tyas Mirasih, Nggak Penting Siapa Pengurusnya

Artis Tyas Mirasih mengaku nggak tidak terlalu mempedu­likan gonjang-gan­jing pada kepengurusan PARFI saat ini. Menurut pemain film Ratu Kosmopolitan ini, siapa­pun pengurusnya yang penting mampu membawa PARFI le­bih baik dalam meningkat­kan kua­litas film nasional.

“Kalau buat aku sih nggak pen­ting deh siapapun pengu­rus­nya. Yang penting dia bisa bawa per­filman Indonesia jadi lebih baik. Itu aja, nggak usah yang aneh-aneh deh,” kata Tyas yang di­temani Tria ‘The Chang­cuters’, di Jakarta, Kamis malam (26/5)

Si lesung pipit bernama leng­kap Mirasih Tyas Endah ini berharap, dengan adanya pe­ngurus baru, PARFI bisa mem­perbaiki kinerjanya. Terutama dalam aspek melindungi serta mengayomi para aktor dan aktris Indonesia secara profesional.

“Sebelum ribut-ribut, aku ra­sa kondisi PARFI yang dulu su­dah relatif cukup. Paling tinggal sedikit pembenahan saja,” sambung Tyas.

Terkait terjadinya kisruh antara Gatot Brajamusti dengan para artis senior yang diwakili Yenny Rachman, Tyas tidak mau berkomentar.

“Kalau itu aku nggak mau komentar. Aku kan bukan ang­gota PARFI. Aku nggak mau ikut campur. Tapi bagi aku, siapa­pun pengurusnya yang pen­ting bisa memperbaiki perfilman Indonesia,” tutup perempuan berusia 24 tahun ini.

Leony, Kepentingan Anggota di Atas Segalanya

Suatu organisasi profesi se­perti PARFI seharusnya me­nguntungkan bagi para ang­gotanya. Apalagi PARFI su­dah kadung dipercaya insan film dalam kancah perfilman nasio­nal maupun man­canegara.

“Anggota yang bergabung dalam suatu organisasi harus­nya mendapat keuntungan. Ja­ngan sampai justru yang ber­sangkutan dirugikan saat ber­gabung,” ujar Leony saat di­hubungi lewat ponselnya.

Leony yang dulu beken se­bagai penyanyi cilik itu me­ngaku tak ambil pusing peri­hal kisruh yang melanda PARFI tahun ini. Dia bilang, kisruh terjadi karena ada se­suatu yang tidak benar dalam organisasi itu. Entah se­cara sistem atau per­selisihan in­di­vidu yang gagal dimediasi.

Apapun itu, bekas pacar Erros ‘Sheila On 7’ ini min­ta pengurus PARFI men­dahu­lu­kan kepentingan seluruh ang­gotanya ketimbang sege­lintir orang atau kelompok.

“Kepentingan anggota di atas segalanya. Ada harapan dan cita-cita yang jadi amanah para pengurus. Jangan meru­gikan anggota,” tegas perem­puan bernama lengkap Leony Vitria Hartanti.

Apapun persoalannya, Leo­ny menilai posisi PARFI ma­sih strategis. Ini lantaran para ak­tor dan aktris perlu diwa­dahi dalam suatu organisasi yang bisa menguntungkan mereka. Dia mencontohkan di luar ne­geri, juga ada organi­sasi pro­fesi dari mulai artis hingga para kru film.

“Sistem perfilman di Indo­nesia masih belum jelas. Masih mencari bentuk yang sesuai. Seharusnya bisa meniru hal-hal positif dari perfilman di luar negeri,” ucap bekas per­sonil Trio Kwek-kwek ini.

Leony mengungkapkan, di­rinya sempat ditawari untuk bergabung dengan PARFI. Namun, dia menolak karena merasa tidak ada kecocokan dengan organisasi tersebut. Me­nurutnya, tidak ada un­tungnya bergabung dan tidak ada ruginya pula bila ti­dak bergabung dengan PARFI.

Ditambah lagi, saat ini be­lum ada keinginan Leony un­tuk berorganisasi. Dia masih fokus berkarya dalam pentas seni atau job film saja.

“Sejujurnya saya ini bukan tipe orang yang suka ber­or­ganisasi. Saya masih lebih se­nang sendiri saja, tidak teri­kat dengan organisasi mana­pun,” jelas bintang film Identitas ini.

Sandra Angelia, Jangan Bikin Film Kuntilanak Melulu

Saat mengetahui Kongres PARFI berlangsung rusuh, Sandra Angelia langsung me­ngelus dada. Miss Indonesia 2008 itu mengaku prihatin orga­nisasi sebesar PARFI bisa-bisanya dilanda chaos.

   Dam­paknya, menurut dia, sangat besar bagi kualitas per­filman Indo­nesia. Teruta­ma dalam meng­hadapi per­sai­ng­an de­ngan dunia per­filman luar negeri.

 â€œIya, aku prihatin aja. Ja­ngan kisruh-kisruhlah. Kalau pengurusnya sendiri kisruh, bagaimana memikirkan kon­disi artis dan perfilman Indo­nesia. Bagaimana film kita akan bisa bersaing keluar. Ja­di, jangan kisruh. Yang damai-damai ajalah,” kata Angelia, saat ditemui di Studio Kebon Jeruk, Jakarta Barat, baru-baru ini.

Presenter berambut panjang ini mengaku tak mau ikut cam­pur dengan kisruh PARFI se­karang. Namun, dia berha­rap masalah yang menerpa PARFI bisa cepat diselesaikan dengan damai. Pasalnya, ba­nyak hal penting lain untuk dibenahi insan perfilman tanah air.

“Kalau masalahnya sudah selesai, PARFI bisa memi­kir­kan bagaimana meng­ha­silkan film yang berkualitas. Jangan pocong dan kuntilanak me­lulu. Suatu saat film kita harus ber­mutu dan mampu bicara di luar negeri,” ujar Angelia penuh harap.

Dia juga tak mau mengo­mentari masa depan PARFI di bawah komando Gatot Bra­jamusti.“Aku kalau itu nggak mau ko­mentar. Tapi kalau ada ma­salah, yah lebih baik sele­saikan secara damai,” pung­kasnya.

Baku Hantam Sampai Mosi Tidak Percaya

Kongres Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) ke XIV yang digelar selama dua hari, (Rabu (18/9) hingga Kamis (19/5) di Hotel Grand Sahid Jakarta, benar-benar memalukan. Para hari ke­dua, beberapa anggota PARFI ber­si­tegang dengan Panitia Pelak­sana. Dua anggota PARFI, Al Mo­saf dan seorang perwakilan PARFI dari Batam menjadi kor­ban. Me­reka mengaku dipukuli petugas keamanan kongres.

Keributan itu dipicu ketika Mosaf menanyakan keabsahan keanggotaan Gatot Brajamusti alias Aa Gatot, ketua panitia pe­laksana kongres yang kini jadi Ketua Umum PARFI. Me­nu­rutnya, Aa Gatot tidak layak men­jadi ketua panitia ka­rena telah memalsukan dokumen se­bagai persyaratan calon ketua PARFI.

“Kongres PARFI sarat reka­yasa. Banyak sekali anggota PAR­FI yang seharusnya tercatat sebagai anggota muda, tiba-tiba berubah keanggotaannya menja­di anggota biasa dan memiliki hak suara,” tuding Mosaf kepada wartawan, Kamis (19/5).

Belum selesai menyampaikan pen­dapatnya, tiba-tiba beberapa pa­nitia kongres berdiri mendekat dan terjadilah aksi pemukulan ter­sebut. Korban akhirnya mela­por ke Polda Metro Jaya, didam­pingi kuasa hukumnya, Eggi Sudjana.

Setelah Aa Gatot terpilih, po­lemik ternyata belum berhenti. Sejumlah aktris dan aktor senior tidak menerima keme­nangan Aa Gatot. Alasannya, spiritualis asal Sukabumi, Jawa Barat, itu di­ang­gap telah mela­kukan kebo­hongan publik.

“Agar bisa menjadi calon Ketua Umum PARFI, dia mengisi data yang isinya menyebutkan bahwa dia pernah main film dan menjadi pemeran utama, tapi ternyata bohong. Dan untuk men­jadi calon ketua umum, haruslah orang yang statusnya anggota biasa, semen­tara Gatot ini baru anggota muda. Jadi, terpilihnya dia itu tidak sah,” kata Roy Marten geram.

Karena itu, menurut Roy, untuk menyelesaikan konflik di tubuh Parfi saat ini, tak ada jalan lain kecuali menggelar KLB (kong­res luar biasa). “Karena kongres ke­marin kami anggap tidak sah, ma­ka kami akan menggelar kong­res luar biasa,” ujar Roy.

Roy bahkan tidak terlalu mem­persoalkan seandainya PARFI pecah dua kubu. Ada PARFI yang dipimpin Aa Gatot dan PARFI lainnya.

“Idealnya memang ha­nya ada satu PARFI. Tapi, kalau memang terpaksa harus menjadi dua, apa boleh buat. Daripada PARFI ha­nya satu, tapi kepengu­rusannya tidak kredibel,” ujar Roy.

Produser dan pemain film Ki Kusumo mengaku kecewa pada sikap panitia pelak­sana yang tetap menempatkan dirinya pada posisi calon. Padahal, sejak ia mencium aroma tidak sedap di Kongres XIV PARFI, dirinya sudah me­ngun­durkan diri. Hal ini diakui Ki Kusumo sebagai sikap tidak fair dari Kongres PARFI lalu.

“Saya kan keluar dari kongres. Masak nama saya masih dicantu­min sebagai kandidat dan mem­peroleh suara. Ini kan pence­ma­ran nama saya,” ujar Ki Kusumo geram.

Seperti Roy Marten, Ki Kusu­mo yang didukung artis senior M Damsyik, Roy Marten, Pangky Suwito, Edies Adelia, Ade Ira­wan, Soultan Saladin, Yati Octa­via dan Jenny Rahman, akan me­ngusulkan KLB.   [RM]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya