RMOL. Kongres Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) ke XIV berlangsung ricuh. Beberapa anggota PARFI bersitegang dengan panitia pelaksana hingga terjadi aksi pemukulan. Sejumlah aktris dan aktor senior Indonesia ngotot menyuarakan mosi tidak percaya terhadap ketua umum PARFI terpilih Gatot Brajamusti alias Aa Gatot. Beberapa seleb yang tidak terlibat langsung dalam Kongres PARFI menyesalkan insiden itu. Kepada Rakyat Merdeka, mereka menolak segala macam kekisruhan di dalam wadah insan film nasional itu. Berikut kutipan selengkapnya.
Ayu Azhari, Ikuti AD/ART Pasti Beres
Bagi Ayu Azhari, kemelut di tubuh PARFI ternyata sudah jadi penyakit lama. Artis seksi yang sudah bermain film sejak 1980 ini menilai, PARFI secara manajemen tidak menjalankan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) organisasi secara benar dan konsekuen.
“Kembalikan saja semuanya ke AD/ART. Kalau semua mengikuti AD/ART, pasti tidak akan terjadi masalah,†ujar Ayu saat dihubungi via ponsel.
Ayu mencontohkan, saat ini untuk menÂjadi anggota PARFI sudah tidak jelas lagi aturannya. Menurut dia, kalau sesuai AD/ART, yang menjadi anggota PARFI adalah mereka yang pernah berÂmain film. Nah, pada kenyataannya, saat ini aturan tersebut sudah tidak jelas. Ada yang tidak pernah main film namun menjadi anggota.
“PARFI sebagai suatu organisasi profesi seharusnya beranggotakan aktris atau aktor, termasuk penguÂrusÂnya. Jadi, kalau ada anggota atau bahÂkan pengurusnya yang bukan artis atau aktor, itu artinya telah melanggar AD/ART,†jelas aktris senior yang telah membintangi sekitar 30-an film ini.
Ayu mengaku telah lama menjadi anggota PARFI. Dia juga cukup aktif daÂlam organisasi tersebut. Namun dalam kongres PARFI 2011 yang baru saja berÂlalu dan rusuh itu, dia mengaku absen.
Meski begitu, dia berharap rekan-reÂkannya di PARFI bisa bijak mengÂambil keputusan dalam menyeÂlesaikan maÂsalah yang ada. Sehingga, PARFI dapat dipercaya lagi menjadi waÂdah yang tepat bagi para seniman film.
“Pada dasarnya, saya mendukung apapun yang dilakukan PARFI. TerÂutama hal-hal yang berkaitan untuk kepentingan seluruh anggota PARFI. Jangan jadikan PARFI hanya milik kepentingan perseorangan atau kelomÂpok saja,†ungkap artis bernama asli Siti Khadijah ini.
Ditanya apakah dia berminat menÂjadi pengurus PARFI, Ayu bilang berÂsedia bila dipercaya. Namun, dia meÂlihat keadaan sekarang bukanlah waktu yang tepat. “Tunggu saja. Kalau ada kesempatan, ada waktunya, saya jadi peÂngurus PARFI,†ujar Ayu.
Tyas Mirasih, Nggak Penting Siapa PengurusnyaArtis Tyas Mirasih mengaku nggak tidak terlalu mempeduÂlikan gonjang-ganÂjing pada kepengurusan PARFI saat ini. Menurut pemain film
Ratu Kosmopolitan ini, siapaÂpun pengurusnya yang penting mampu membawa PARFI leÂbih baik dalam meningkatÂkan kuaÂlitas film nasional.
“Kalau buat aku sih nggak penÂting deh siapapun penguÂrusÂnya. Yang penting dia bisa bawa perÂfilman Indonesia jadi lebih baik. Itu aja, nggak usah yang aneh-aneh deh,†kata Tyas yang diÂtemani Tria ‘The ChangÂcuters’, di Jakarta, Kamis malam (26/5)
Si lesung pipit bernama lengÂkap Mirasih Tyas Endah ini berharap, dengan adanya peÂngurus baru, PARFI bisa memÂperbaiki kinerjanya. Terutama dalam aspek melindungi serta mengayomi para aktor dan aktris Indonesia secara profesional.
“Sebelum ribut-ribut, aku raÂsa kondisi PARFI yang dulu suÂdah relatif cukup. Paling tinggal sedikit pembenahan saja,†sambung Tyas.
Terkait terjadinya kisruh antara Gatot Brajamusti dengan para artis senior yang diwakili Yenny Rachman, Tyas tidak mau berkomentar.
“Kalau itu aku nggak mau komentar. Aku kan bukan angÂgota PARFI. Aku nggak mau ikut campur. Tapi bagi aku, siapaÂpun pengurusnya yang penÂting bisa memperbaiki perfilman Indonesia,†tutup perempuan berusia 24 tahun ini.
Leony, Kepentingan Anggota di Atas SegalanyaSuatu organisasi profesi seÂperti PARFI seharusnya meÂnguntungkan bagi para angÂgotanya. Apalagi PARFI suÂdah kadung dipercaya insan film dalam kancah perfilman nasioÂnal maupun manÂcanegara.
“Anggota yang bergabung dalam suatu organisasi harusÂnya mendapat keuntungan. JaÂngan sampai justru yang berÂsangkutan dirugikan saat berÂgabung,†ujar Leony saat diÂhubungi lewat ponselnya.
Leony yang dulu beken seÂbagai penyanyi cilik itu meÂngaku tak ambil pusing periÂhal kisruh yang melanda PARFI tahun ini. Dia bilang, kisruh terjadi karena ada seÂsuatu yang tidak benar dalam organisasi itu. Entah seÂcara sistem atau perÂselisihan inÂdiÂvidu yang gagal dimediasi.
Apapun itu, bekas pacar Erros ‘Sheila On 7’ ini minÂta pengurus PARFI menÂdahuÂluÂkan kepentingan seluruh angÂgotanya ketimbang segeÂlintir orang atau kelompok.
“Kepentingan anggota di atas segalanya. Ada harapan dan cita-cita yang jadi amanah para pengurus. Jangan meruÂgikan anggota,†tegas peremÂpuan bernama lengkap Leony Vitria Hartanti.
Apapun persoalannya, LeoÂny menilai posisi PARFI maÂsih strategis. Ini lantaran para akÂtor dan aktris perlu diwaÂdahi dalam suatu organisasi yang bisa menguntungkan mereka. Dia mencontohkan di luar neÂgeri, juga ada organiÂsasi proÂfesi dari mulai artis hingga para kru film.
“Sistem perfilman di IndoÂnesia masih belum jelas. Masih mencari bentuk yang sesuai. Seharusnya bisa meniru hal-hal positif dari perfilman di luar negeri,†ucap bekas perÂsonil Trio Kwek-kwek ini.
Leony mengungkapkan, diÂrinya sempat ditawari untuk bergabung dengan PARFI. Namun, dia menolak karena merasa tidak ada kecocokan dengan organisasi tersebut. MeÂnurutnya, tidak ada unÂtungnya bergabung dan tidak ada ruginya pula bila tiÂdak bergabung dengan PARFI.
Ditambah lagi, saat ini beÂlum ada keinginan Leony unÂtuk berorganisasi. Dia masih fokus berkarya dalam pentas seni atau job film saja.
“Sejujurnya saya ini bukan tipe orang yang suka berÂorÂganisasi. Saya masih lebih seÂnang sendiri saja, tidak teriÂkat dengan organisasi manaÂpun,†jelas bintang film Identitas ini.
Sandra Angelia, Jangan Bikin Film Kuntilanak MeluluSaat mengetahui Kongres PARFI berlangsung rusuh, Sandra Angelia langsung meÂngelus dada. Miss Indonesia 2008 itu mengaku prihatin orgaÂnisasi sebesar PARFI bisa-bisanya dilanda chaos.
DamÂpaknya, menurut dia, sangat besar bagi kualitas perÂfilman IndoÂnesia. TerutaÂma dalam mengÂhadapi perÂsaiÂngÂan deÂngan dunia perÂfilman luar negeri.
“Iya, aku prihatin aja. JaÂngan kisruh-kisruhlah. Kalau pengurusnya sendiri kisruh, bagaimana memikirkan konÂdisi artis dan perfilman IndoÂnesia. Bagaimana film kita akan bisa bersaing keluar. JaÂdi, jangan kisruh. Yang damai-damai ajalah,†kata Angelia, saat ditemui di Studio Kebon Jeruk, Jakarta Barat, baru-baru ini.
Presenter berambut panjang ini mengaku tak mau ikut camÂpur dengan kisruh PARFI seÂkarang. Namun, dia berhaÂrap masalah yang menerpa PARFI bisa cepat diselesaikan dengan damai. Pasalnya, baÂnyak hal penting lain untuk dibenahi insan perfilman tanah air.
“Kalau masalahnya sudah selesai, PARFI bisa memiÂkirÂkan bagaimana mengÂhaÂsilkan film yang berkualitas. Jangan pocong dan kuntilanak meÂlulu. Suatu saat film kita harus berÂmutu dan mampu bicara di luar negeri,†ujar Angelia penuh harap.
Dia juga tak mau mengoÂmentari masa depan PARFI di bawah komando Gatot BraÂjamusti.“Aku kalau itu nggak mau koÂmentar. Tapi kalau ada maÂsalah, yah lebih baik seleÂsaikan secara damai,†pungÂkasnya.
Baku Hantam Sampai Mosi Tidak PercayaKongres Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) ke XIV yang digelar selama dua hari, (Rabu (18/9) hingga Kamis (19/5) di Hotel Grand Sahid Jakarta, benar-benar memalukan. Para hari keÂdua, beberapa anggota PARFI berÂsiÂtegang dengan Panitia PelakÂsana. Dua anggota PARFI, Al MoÂsaf dan seorang perwakilan PARFI dari Batam menjadi korÂban. MeÂreka mengaku dipukuli petugas keamanan kongres.
Keributan itu dipicu ketika Mosaf menanyakan keabsahan keanggotaan Gatot Brajamusti alias Aa Gatot, ketua panitia peÂlaksana kongres yang kini jadi Ketua Umum PARFI. MeÂnuÂrutnya, Aa Gatot tidak layak menÂjadi ketua panitia kaÂrena telah memalsukan dokumen seÂbagai persyaratan calon ketua PARFI.
“Kongres PARFI sarat rekaÂyasa. Banyak sekali anggota PARÂFI yang seharusnya tercatat sebagai anggota muda, tiba-tiba berubah keanggotaannya menjaÂdi anggota biasa dan memiliki hak suara,†tuding Mosaf kepada wartawan, Kamis (19/5).
Belum selesai menyampaikan penÂdapatnya, tiba-tiba beberapa paÂnitia kongres berdiri mendekat dan terjadilah aksi pemukulan terÂsebut. Korban akhirnya melaÂpor ke Polda Metro Jaya, didamÂpingi kuasa hukumnya, Eggi Sudjana.
Setelah Aa Gatot terpilih, poÂlemik ternyata belum berhenti. Sejumlah aktris dan aktor senior tidak menerima kemeÂnangan Aa Gatot. Alasannya, spiritualis asal Sukabumi, Jawa Barat, itu diÂangÂgap telah melaÂkukan keboÂhongan publik.
“Agar bisa menjadi calon Ketua Umum PARFI, dia mengisi data yang isinya menyebutkan bahwa dia pernah main film dan menjadi pemeran utama, tapi ternyata bohong. Dan untuk menÂjadi calon ketua umum, haruslah orang yang statusnya anggota biasa, semenÂtara Gatot ini baru anggota muda. Jadi, terpilihnya dia itu tidak sah,†kata Roy Marten geram.
Karena itu, menurut Roy, untuk menyelesaikan konflik di tubuh Parfi saat ini, tak ada jalan lain kecuali menggelar KLB (kongÂres luar biasa). “Karena kongres keÂmarin kami anggap tidak sah, maÂka kami akan menggelar kongÂres luar biasa,†ujar Roy.
Roy bahkan tidak terlalu memÂpersoalkan seandainya PARFI pecah dua kubu. Ada PARFI yang dipimpin Aa Gatot dan PARFI lainnya.
“Idealnya memang haÂnya ada satu PARFI. Tapi, kalau memang terpaksa harus menjadi dua, apa boleh buat. Daripada PARFI haÂnya satu, tapi kepenguÂrusannya tidak kredibel,†ujar Roy.
Produser dan pemain film Ki Kusumo mengaku kecewa pada sikap panitia pelakÂsana yang tetap menempatkan dirinya pada posisi calon. Padahal, sejak ia mencium aroma tidak sedap di Kongres XIV PARFI, dirinya sudah meÂngunÂdurkan diri. Hal ini diakui Ki Kusumo sebagai sikap tidak fair dari Kongres PARFI lalu.
“Saya kan keluar dari kongres. Masak nama saya masih dicantuÂmin sebagai kandidat dan memÂperoleh suara. Ini kan penceÂmaÂran nama saya,†ujar Ki Kusumo geram.
Seperti Roy Marten, Ki KusuÂmo yang didukung artis senior M Damsyik, Roy Marten, Pangky Suwito, Edies Adelia, Ade IraÂwan, Soultan Saladin, Yati OctaÂvia dan Jenny Rahman, akan meÂngusulkan KLB.
[RM]