Berita

nii/ist

Mantan Kader Beberkan Kebobrokan NII

RABU, 04 MEI 2011 | 17:39 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Kemuakan kader-kader Negara Islam Indonesia (NII) berawal dari tuntutan mengumpulkan pundi-pundi uang ke kas NII.

"Semua hal yang ditemukan di lapangan harus dilaporkan ke NII. Makanya kita mulai berbohong untuk meraup uang," ujar mantan kader NII yang bertobat, Sukanto yang saat ini menjabat sebagai Ketua Crisis Center, dalam diskusi di dialog kenegaraan," Penanganan NII di Berbagai Daerah" di komplek parlemen, Senayan, Jakarta (Rabu, 4/5)..

Dari situ, lanjut Sukanto, dirinya mulai berbohong. Segala cara dilakukan, termasuk dia berbohong telah menabrak kendaraan lain, dan minta uang ke orang tua untuk mengganti. "Tak hanya itu, juga mengambil uang tabungan keluarga. Dan untuk merekrut orang sebanyak-banyaknya, kuliah pun harus ditinggalkan," lanjutnya.

Masih kata mantan mahasiswa Universitas Nasional yang tidak sampai selesai ini melanjutkan, kalau tidak bisa mengumpulkan uang, maka akan dikenakan sanksi.

"Setiap hari harus setoran. Kalau tidak ada setoran akan diberikan sanksi, dimaki-maki, dilemparin gelas. Kalau perempuan memang tidak," akunya.

Tahun 2001 adalah waktu Sukanto untuk balik badan. Penyebab awalnya, bukan karena sadar bahwa dirinya telah tersesat, tapi karena dikejar-kejar polisi. Pangkalnya, orang tua yang direkrutnya itu mengadukan dirinya ke polisi. Meski tidak bisa ditangkap, karena tidak ada bukti.

Nah, jelasnya, di NII, orang yang berurusan dengan polisi harus dihadapi secara sendiri, artinya masalah itu dilokalisir, dan tidak mengaitkan dengan NII. "Jadi diputus komunikasi. Mau tidak mau ya harus terbuka (dengan masyarakat)," ujarnya seraya mengatakan sejak saat itulah dia mulai sadar bahwa NII adalah salah. [arp]

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya