Berita

HARDIKNAS

Semakin Jelas, Sistem Pendidikan Kita Adopsi Free Fight Liberalism

SENIN, 02 MEI 2011 | 19:11 WIB | LAPORAN:

RMOL. Penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) justru menambah daftar persoalan yang tidak substantif membicarakan peningkatan mutu pendidikan. Disisi lain, UN malah mendatangkan masalah baru seperti perilaku dan budaya ketidakjujuran yang menebar di wilayah pendidikan.

Demikian disampaikan Anggota Komisi X DPR RI, Puti Guntur Soekarno dalam keterangan yang diterima Rakyat Merdeka Online, Senin (2/5).

“Seperti yang tampak dalam pelaksanaan UN tahun ini. Kecurangan seperti mencontek kerap terjadi. Bahkan praktek ini sering dibantu oleh pihak pengawas,” ujar Ketua Departemen Organisasi DPP DPI Perjuangan ini.


Budaya ketidakjujuran, imbuh Puti, berbahaya bagi generasi kedepan. Dan sangat wajar Ujian Nasional perlu ditinjau ulang, sebab hakikatnya pendidikan untuk mebangun karakter manusia yang unggul yang beradab dan maju.

Selain itu, pendidikan Indonesia semakin mengadopsi paham free fight liberalism dapat melunturkan jiwa dan semangat gotong royong.

"Ini menjadi contoh bentuk kegagalan dan akibat salah arah pendidikan di Indonesia sehingga tidak mampu melindungi peserta didiknya dan membangun karakter kepribadian nasional Indonesia," tambahnya lagi.

Selain itu, lanjut Puti, kesenjangan atas akses pendidikan di Indonesia terlihat dengan belum meratanya tenaga pendidik di Indonesia. "Jumlah guru seluruhnya mencapai 2,6 juta orang, Namun pemerataan guru tidak terjadi secara maksimal. Di daerah terpencil jumlah guru hingga 60 persen. Sementara di tingkat nasional, terjadi kelebihan jumlah guru sampai 55 persen," jelasnya.
 
Puti menambahkan, wajah pendidikan Indonesia juga masih dicoreng dengan tingginya angka siswa putus sekolah.

"Sampai saat ini terdapat sekitar 11juta anak usia putus sekolah di Indonesia. Jumlah ini diprediksi akan terus bertambah karena praktek komersialisasi pendidikan di Indonesia dengan dibiarkan," demikian Puti. [arp]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya