Berita

ilustrasi

Pengalihan Saham di Blok WMO Kembali Digugat Akal Sehat

Berbau KKN dan Politik Kotor
SABTU, 30 APRIL 2011 | 15:58 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Pengalihan saham di Blok West Madura Offshore (WMO) dinilai tidak wajar karena itu harus diinvestigasi.

Kontrak Blok West Madura diteken pada 7 Mei 1981 dengan porsi kepemilikan saham PT Pertamina Persero 50 persen, Kodeco Energy Co Ltd 25 persen, dan China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) Madura Ltd 25 persen.

Kontrak berakhir pada 6 Mei mendatang. Namun, sebelum kontrak habis, Kodeco mengalihkan separuh sahamnya ke PT Sinergindo Citra Harapan. Begitu pun CNOOC, yang menyerahkan setengah saham ke Pure Link Investment Ltd. Komposisi kepemilikan berubah menjadi Pertamina 50 persen, Kodeco 12,5 persen, CNOOC 12,5 persen, Sinergindo 12,5 persen, dan Pure Link 12,5 persen.


Dalam keterangan pers yang diterima Rakyat Merdeka Online (Sabtu, 30/4) Madjid Politika Universitas Paramadina,  kelompok yang fokus pada isu politik kebangsaan, meminta pemerintah tidak dengan mudah menyetujui pengalihan saham yang dilakukan dua investor asing kepada dua perusahaan lokal.

"Pemerintah sebaiknya menyerahkan pengelolaan Blok WMO kepada PT Pertamina (Persero) 100 persen. Sebab, pemerintah membutuhkan investor hulu migas dan perusahaan yang benar-benar berpengalaman serta kredibel," terang koordinator Madjid Politika, Abdurahman, dalam pernyataan tertulisnya.    .

Pengalihan separuh saham Kodeco dan CNOOC harus diinvestigasi karena ada dugaan KKN. Apapun alasannya, lanjutnya, akal sehat pasti menolak pengalihan separuh saham di tengah kontrak akan berakhir. Dan dalam konteks bisnis, investor tidak mungkin mau membeli saham di mana masa kontraknya hendak berakhir.

Madjid Politikia menduga, ada upaya pengkerdilan peran Pertamina yang sejatinya difungsikan untuk menaikkan pendapatan negara. Pertamina malah dibonsai dan tidak diberi ruang untuk berkreasi dan berinovasi atau dianak-tirikan, bahkan tidak dianggap. Ini membuktikan bahwa ada permainan politik yang tidak sehat yang sejatinya harus ditanggapi secara serius oleh pemerintah

"Jika terbukti ada penyelewengan hukum terkait pelepasan separuh saham Kodeco dan CNOOC, siapa pun yang terkait harus dihukum berdasarkan UU yang berlaku," imbuh Abdurahman.

Madjid Politika prihatin karena di tengah negara lain yang mati-matian mempertahankan national interest bangsa, baik melalui politik kebijakan luar negeri yang damai atau melalui praktek kekerasan, pemerintah Indonesia terkesan tidak mempedulikan national interest bangsa Indonesia dan lebih mendahulukan kepentingan pribadi,kelompok dan golongan.[ald] 

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya