Berita

Bendahara Umum PAN Belum Penuhi Panggilan KPK

JUMAT, 29 APRIL 2011 | 18:22 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Bendahara Umum Partai Amanat Nasional, Jon Erizal, urung penuhi panggilan pemeriksaan tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Berdasarkan pantauan Rakyat Merdeka Online, sampai berita ini dilaporkan, Jumat sore (29/4), Jon belum juga nongol di kantor lembaga superbody itu. Padahal semestinya ia diperiksa tim penyidik KPK pukul 10.00 WIB pagi tadi.

KPK rencananya akan mengorek informasi dan keterangan dari Jon dalam kapasitasnya sebagai Direktur PT Powertel untuk kasus dugaan korupsi kereta rel listrik (KRL) bekas hibah dari pemerintah Jepang. KPK akan menguliknya sebagai saksi bagi mantan Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Soemino Eko Saputro yang sudah ditetapkan jadi tersangka.


PT Powertel merupakan perusahaan rekanan Dephub yang mengurus pengiriman 16 unit KRL bekas yang dihibahkan dari Jepang. Ongkos kirim KRL senilai Rp44,5 miliar, sementara KPK menaksir kerugian negara dari ongkos kirim tersebut mencapai Rp20 miliar.

Di halaman 44-46 buku "Gurita Cikeas", George Aditjondro menulis rinci soal korupsi KRL hibahan Jepang itu. Ia menulis kolaborasi Hatta Radjasa dan adik bungsu Ani Yudhoyono, Hartanto Edhie Wibowo menggunakan PT Power Telekomunikasi (Powertel) yang membuat bocornya uang negara itu.

Di Powertel, tulis Aditjondro, Hartanto, menjabat sebagai  komisaris utama. Adapun adik kandung Hatta Rajasa, Achmad Hafisz Tohir, duduk sebagai salah seorang direktur.

Selain proyek pengiriman KRL hibah dari Jepang, masih menurut tulisan Aditjondro, Powertel mendapatkan proyek dari PT Kereta Api lainnya, antara lain, pembangunan jalur rel ganda rute Tanah Ahang-Serpong senilai Rp333 miliar, pengadaan jaringan serat optik di kawasan Jakarta, Bandung, dan Semarang, yang memanfaatkan jaringan rel kereta api.

Ada keanehan lain yang dicatat Aditjondro. Proyek-proyek tersebut ternyata dibiayai dengan utang dari World Bank sebesar 85 juta dolar Amerika, pemerintah Jepang sebesar 41 miliar yen dan dari pemerintah Cina sebesar 194,88 juta dolar Amerika.[ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya