ilustrasi cafta
ilustrasi cafta
RMOL. Banjir produk asal China telah mendesak pemerintah untuk menegosiasi ulang Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China atau CAFTA. Negosiasi ulang dilakukan karena indikasi persaingan yang tidak adil berdasarkan hasil survei Kementerian Perindustrian.
Menteri Perindustrian Mohamad Suleman Hidayat mengatakan sejumlah produk dalam negeri saat ini terindikasi kritis karena dampak dari CAFTA maupun dampak dari kebijakan pemerintah.
Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Demokrat, Muhammad Azhari, mengatakan, pada prinsipnya yang perlu dilakukan pemerintah bersama DPR adalah penguatan daya saing.
“Tidak ada renegoisasi yang melibatkan ASEAN. Yang dilaÂkuÂkan adalah me-review perÂdaÂgangan secara bilateral (dengan China) karena itu dimungkinkan secÂara protokol,†ujar Hidayat di kantor Menko Perekonomian, kemarin.[ald]
Populer
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
UPDATE
Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04
Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54