RMOL. Bom bunuh diri yang terjadi di Mesjid Mapolresta Cirebon kemarin (Jumat 15/4) merupakan tragedi kemanusiaan yang dapat merusak tatanan kehidupan harmonis di tengah-tengah masyarakat. Selain membawa luka dan duka yang sangat mendalam bagi para keluarga korban, peristiwa ini juga akan menimbulkan rasa takut, cemas, dan khawatir di tengah-tengah masyarakat.
Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, dalam pernyataan sikap yang dikirimkan via surat elektronik kepada Rakyat Merdeka Online (Sabtu pagi, 16/4), menyatakan, mengecam keras tindakan bom bunuh diri di Mapolresta Cirebon yang telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka terhadap jamaah yang sedang menunaikan kewajiban shalat Jumat.
"Pemuda Muhammadiyah berpendapat, perbuatan bom bunuh diri yang dilakukan di tempat suci dan hari suci umat Islam merupakan bentuk penistaan terhadap Islam dan nilai-nilai kemanusian universal," ungkap Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay.
Oleh karena itu, Pemuda Muhammadiyah mendesak pihak aparat keamanan untuk segera menangkap, mengadili, dan menghukum siapa pun aktor intelektual di belakang bom bunuh diri tersebut.
Selain itu, Pemuda Muhammadiyah menyesalkan tidak berfungsinya intelijen Negara dalam rangka mengantisipasi usaha-usaha terorisme di Indonesia. Padahal, peristiwa-peristiwa teror buku yang terjadi belakangan ini masih melekat dalam benak dan pikiran semua orang.
"Bila intelejen berfungsi secara maksimal, kejadian semacam ini tentu dapat diantisipasi dan dihindari sejak dini. Bahkan yang lebih ironis, peristiwa tersebut terjadi di lingkungan lembaga aparatur keamanan RI," tegasnya.
[ald]