Berita

MISTERI 61 SURAT

Jangan-jangan Tuduhan WikiLeaks Benar!

RABU, 13 APRIL 2011 | 10:38 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Nasi sudah jadi bubur. Meski kemarin dibantah Presiden SBY, tapi publik mengingat bahwa Kejaksaan Agung pernah melansir berita yang mengatakan pengusutan kasus korupsi kepala daerah terhambat oleh Istana Negara.

Sepanjang tahun 2005-2011, penyidikan terhadap sebanyak 61 Kepala Daerah terhambat dikarenakan belum ada izin pemeriksaan dari Presiden. Jumlah itu baik saksi maupun tersangka, termasuk Gubernur Kaltim, Awang Farouk. Demikian dikatakan Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Noor Rachmad di Kejaksaan Agung, Jakarta (Kamis, 7/4).

Mengenai itu, diyakini Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring, Munatsir Mustaman, permasalahan izin pemeriksaan yang belum turun bukan terkendala di presiden.


"Ada pihak-pihak yang menjadi bagian dari administrasi permohonan izin pemeriksaan itu," sebutnya kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Rabu, 13/4).

Perbedaan pendapat antara SBY dan petinggi Kejaksaan Agung merupakan preseden buruk bagi pemberantasan korupsi yang sedang digembar-gemborkan pemerintah.

Lebih jauh lagi, patut diduga bahwa di lingkungan kantor SBY banyak mafia hukum dan broker penutupan kasus korupsi yang beroperasi sehingga surat pengajuan izin pemeriksaan terhadap 61 kepala daerah bisa hilang dari meja presiden. Diduga kuat pula, modus operandi jual beli kasus di lingkungan kantor SBY adalah lewat sumbangan ke kas partai tertentu, atau untuk pribadi oknum-oknum yang berada di lingkaran SBY sendiri.

"Dan biasanya kepala kepala daerah tersebut di jadikan ATM oleh oknum-oknum yang di lingkaran SBY," tudingnya.

Bahkan, imbuh Munatsir, jika SBY tidak mau menindak lanjuti kasus hilangnya izin pemeriksaan terhadap 61 kepala daerah yang diduga melakukan korupsi, maka data situs WikiLeaks yang kemudian dilansir harian di Australia, yang menuduh SBY dan Ibu Negara sebagai broker dalam proyek-proyek besar dan kasus kasus korupsi, akan dibenarkan publik.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya