Berita

hikmahanto juwana/ist

PEMBAJAKAN SINAR KUDUS

Pemerintah Jangan Diskriminatif Dong!

SENIN, 11 APRIL 2011 | 11:01 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Kepemimpinan pemerintah Indonesia dalam upaya pembebasan 20 anak buah kapal (ABK) Kapal kargo "Sinar Kudus" dinilai sangat kurang.

"Hingga hari ini dari pertengahan Maret lalu, sudah hampir 25 hari, belum ada perkembangan membaik," ujar Guru Besar Hukum Internasional, Hikmahanto Juwana, kepada Rakyat Merdeka Online, Senin (11/4).

Indikasi bahwa peran pemerintah belum optimal adalah, pertama, tuntutan uang tebusan melonjak dari sebesar 2,6 juta dollar AS, kemudian dinaikkan menjadi 3,5 juta dollar AS.


"Sebelumnya, pernah ada kapal Arab Saudi yang dibajak, mereka cepat negosiasi dan bisa menurunkan harga," ucap Hikmahanto memberi perbandingan.

Kemudian, Pemerintah RI tidak pikirkan apakah kapal itu memiliki stok logistik dan obat-obatan yang cukup untuk jangka waktu tertentu.

Padahal, perompak Somalia yang membajak Sinar Kudus bukanlah pembajak yang canggih. Dan, soal komunikasi dari RI dengan kapal tidak ada kesulitan.

"Uang saja mereka minta cash bukan transfer," tegasnya.

Menurutnya, Pemerintah punya dua opsi. Pertama, opsi damai memenuhi tuntutan. Tapi memang opsi ini nyaris mustahil, karena pemerintah akan menjaga harga dirinya tidak tunduk pada pembajak.

Kedua, dengan kekekerasan. Tapi, opsi ini rahasia dan tidak bisa dibuka ke publik. Hikmahanto yakin, kekuatan TNI sangat memadai melakukan operasi pembebasan. Ia teringat operasi pembebasan sandera dalam pesawat Garuda Indonesia pada 1981 yang dilakukan Kopassus.

"Yang harus diutamakan adalah keselamatan ABK harus dipikirkan. Tetapi, kalau Sinar Kudus berada di perairan Somalia kita harus izin dulu. Kalau di perairan internasional, ada hukum internasional yang memperbolehkan kita masuk," jelasnya.

Hikmahanto membandingkan upaya pembebasan sandera Sinar Kudus dengan evakuasi warga negara dari negara-negara Timur Tengah yang alam konflik seperti Mesir dan Libya.

"Evakuasi dari Libya misalnya berjalan cepat, tapi yang ini (sandera Sinar Kudus) tidak. Indonesia sudah ada dalam konteks global. Di sinilah peran penting Indonesia perlu hadir," tuturnya.[ald]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya