RMOL. Mengherankan. Seharusnya sikap Presiden SBY yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat sekaligus Ketua Sekretariat Gabungan Koalisi Pemerintah, dipatuhi anak buahnya di DPR. Tapi, dalam konteks pembangunan gedung baru DPR, justru hampir semua Parpol pendukung pemerintah kecuali PAN, mendukung proyek kontroversial itu.
Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Rachmawati Soekarnoputri, juga mengaku heran dengan 'pembangkangan' itu. Menurutnya, keputusan DPR itu membuat sikap Presiden yang menolak pembangunan gedung baru DPR jadi sekadar manuver belaka untuk menyelamatkan citranya di mata rakyat.
"Pernyataan Presiden itu sangat terlambat," kata pendiri Partai Pelopor ini di ruang kerjanya, Jalan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (8/4).
Seharusnya, jika SBY sudah tahu rencana pembangunan Gedung DPR itu adalah pemborosan anggaran, jauh hari sebelum rapat konsultasi DPR digelar, SBY sudah menginstruksikan barisan pendukung pemerintah di DPR untuk membatalkannya.
"Itu pencitraan Presiden saja ya, karena kalau dia tahu pemborosan pembangunan gedung baru di saat krisis begini, dia kasih tahu
dong sebagai Ketua Dewan Pembina Demokrat dan ketua koalisi," ujarnya.
Kenyataanya, meskipun SBY menyatakan sikapnya beberapa jam sebelum rapat final di DPR, partai-partai politik pemerintah tidak patuh.
"Pembangunan itu padahal tidak perlu. Kalau DPR merasa tidak cukup dengan ruang kerja yang ada sekarang, bagaimana dengan rakyat yang rumahnya cuma sepetak," pungkasnya.
[ald]