Berita

Moamar Khadafi

Dunia

Surati Obama, Eh Khadafi Malah Disuruh Hengkang

Minta Amerika Akhiri Gempur Libya
JUMAT, 08 APRIL 2011 | 06:43 WIB

RMOL. Pemimpin Libya Moamar Khadafi berusaha merayu Amerika Serikat. Khadafi menulis surat untuk Presiden Barack Obama dan meminta AS membantu mengakhiri perang di negaranya.

Dalam surat itu, Khadafi juga mendoakan Obama sukses dalam pemilihan Presiden AS 2012. “Anda (Obama) adalah orang yang memiliki cukup keberanian untuk mengakhiri tindakan yang buruk dan salah. Dalam rangka melayani perdamaian dunia, per­sahabatan antara komunitas kita dan untuk kepentingan kerja sa­ma ekonomi dan keamanan mela­wan teror, Anda berada dalam posisi untuk mencegah NATO terlibat di Libya. Saya yakin An­da dapat memikul tang­gung jawab itu,” tulis Khadafi.

Dalam surat setebal tiga hala­man itu, Khadafi yang menyebut Obama sebagai anak­nya dan Yang Mulia mengatakan, Libya terluka secara moral dan fisik karena serangan NATO.


“Anak kami tercinta, Yang Mu­­lia, Baraka Hussein Abu ouma­ma, intervensi Anda atas nama Amerika Serikat adalah keharus­an, sehingga NATO akan menarik diri dari masalah Lib­ya,” kata isi surat itu.

“Libya harus diserahkan ke­pada rakyatnya sebagai bagian dari Uni Afrika,” tekan Khadafi

Selanjutnya, Khadafi yang di­juluki Singa Afrika curhat (men­curahkan isi hati) mengenai kisah masa lalunya. Kata dia, Libya telah dihakimi secara tidak adil dalam agresi militer bersenjata yang diperintahkan Presiden Ronald Reagan pada 1986.

Tidak hanya sampai di situ, Libya juga pernah mengalami hal serupa sebelum Reagan ber­kuasa, dan pernah mendapatkan sanksi internasional.

Meski Khadafi kembali meng­alami hal yang sama dan terus mengeluhkan sikap dunia inter­nasional terhadap Libya, di su­ratnya Khadafi mengaku tidak punya maksud buruk terhadap Obama.

“Kami lebih terluka secara mo­ral daripada fisik karena per­buatan baik dan kata-kata Anda,” sindir Khadafi.

“Meski demikian, Anda akan selalu menjadi anak kami, apa pun yang terjadi. Kami masih te­rus berdoa agar Anda dapat terus menjadi Presiden AS. Kami ber­harap Anda memperoleh ke­me­nangan dalam pemilihan umum nanti,” doa Khadafi di surat yang ditulis di Tripoli tang­gal 5 April 2011 yang dia tan­da­tangani.

Khadafi mengatakan kepada Obama, masyarakat demokratis tidak bisa dibangun melalui peng­gunaan rudal dan pesawat tempur. Dia juga mengulangi klaimnya bah­wa para pem­be­rontak yang me­nginginkan di­rinya leng­ser adalah anggota jaringan teroris Al-Qaeda.

Pihak Gedung Putih mem­be­narkan mendapat surat dari Khadafi. Na­mun, Sekretaris Pers Gedung Putih Jay Carney atau juru bicara Depar­temen Luar Negeri Mark Toner enggan mem­­bahas rinci surat itu.

Menteri Luar Negeri AS Hil­lary Rodham Clinton menim­pali, tidak ada lagi misteri ten­tang apa yang diharapkan dari Khadafi saat ini. Dia malah me­ngulangi tuntutan AS dan pa­sukan NATO, yakni meminta Khadafi menarik pa­sukannya dan menghentikan serangan.

“Harus ada gencatan senjata. Pasukan Khadafi harus menarik diri dari kota-kota yang mereka rebut paksa dengan kekerasan. Perlu ada keputusan tentang pe­ngunduran diri Khadafi dan kepergiannya dari Libya,” tegas Clinton.

Clinton menuturkan, pihaknya masih belum dapat melakukan apa-apa untuk Libya. “Kami ma­sih menunggu kabar dari utusan AS Chris Stevens, yang dikirim ke Benghazy Libya untuk men­cari tahu bantuan seperti apa yang dibutuhkan rakyat Libya saat ini,” terang Clinton.

Perang terus berkecamuk di Libya. Para pemberontak, yang dibantu PBB, telah berhasil mem­pertahankan kendali atas seba­gian besar kota di timur Libya sejak awal pemberontakan.

Khadafi yang menguasai dae­rah barat Libya sudah mem­be­rikan isyarat untuk gencatan sen­jata, tetapi dia menolak untuk me­ngundurkan diri.

Dalam beberapa hari ter­akhir, belum ada perubahan sig­nifikan dari kedua pihak yang bertikai. Namun, perang te­lah bergeser ke kota minyak utama, Brega di timur Libya dan sekitarnya.    [RM]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya