RMOL. Pemimpin Libya Moamar Khadafi berusaha merayu Amerika Serikat. Khadafi menulis surat untuk Presiden Barack Obama dan meminta AS membantu mengakhiri perang di negaranya.
Dalam surat itu, Khadafi juga mendoakan Obama sukses dalam pemilihan Presiden AS 2012. “Anda (Obama) adalah orang yang memiliki cukup keberanian untuk mengakhiri tindakan yang buruk dan salah. Dalam rangka melayani perdamaian dunia, perÂsahabatan antara komunitas kita dan untuk kepentingan kerja saÂma ekonomi dan keamanan melaÂwan teror, Anda berada dalam posisi untuk mencegah NATO terlibat di Libya. Saya yakin AnÂda dapat memikul tangÂgung jawab itu,†tulis Khadafi.
Dalam surat setebal tiga halaÂman itu, Khadafi yang menyebut Obama sebagai anakÂnya dan Yang Mulia mengatakan, Libya terluka secara moral dan fisik karena serangan NATO.
“Anak kami tercinta, Yang MuÂÂlia, Baraka Hussein Abu oumaÂma, intervensi Anda atas nama Amerika Serikat adalah keharusÂan, sehingga NATO akan menarik diri dari masalah LibÂya,†kata isi surat itu.
“Libya harus diserahkan keÂpada rakyatnya sebagai bagian dari Uni Afrika,†tekan Khadafi
Selanjutnya, Khadafi yang diÂjuluki Singa Afrika curhat (menÂcurahkan isi hati) mengenai kisah masa lalunya. Kata dia, Libya telah dihakimi secara tidak adil dalam agresi militer bersenjata yang diperintahkan Presiden Ronald Reagan pada 1986.
Tidak hanya sampai di situ, Libya juga pernah mengalami hal serupa sebelum Reagan berÂkuasa, dan pernah mendapatkan sanksi internasional.
Meski Khadafi kembali mengÂalami hal yang sama dan terus mengeluhkan sikap dunia interÂnasional terhadap Libya, di suÂratnya Khadafi mengaku tidak punya maksud buruk terhadap Obama.
“Kami lebih terluka secara moÂral daripada fisik karena perÂbuatan baik dan kata-kata Anda,†sindir Khadafi.
“Meski demikian, Anda akan selalu menjadi anak kami, apa pun yang terjadi. Kami masih teÂrus berdoa agar Anda dapat terus menjadi Presiden AS. Kami berÂharap Anda memperoleh keÂmeÂnangan dalam pemilihan umum nanti,†doa Khadafi di surat yang ditulis di Tripoli tangÂgal 5 April 2011 yang dia tanÂdaÂtangani.
Khadafi mengatakan kepada Obama, masyarakat demokratis tidak bisa dibangun melalui pengÂgunaan rudal dan pesawat tempur. Dia juga mengulangi klaimnya bahÂwa para pemÂbeÂrontak yang meÂnginginkan diÂrinya lengÂser adalah anggota jaringan teroris Al-Qaeda.
Pihak Gedung Putih memÂbeÂnarkan mendapat surat dari Khadafi. NaÂmun, Sekretaris Pers Gedung Putih Jay Carney atau juru bicara DeparÂtemen Luar Negeri Mark Toner enggan memÂÂbahas rinci surat itu.
Menteri Luar Negeri AS HilÂlary Rodham Clinton menimÂpali, tidak ada lagi misteri tenÂtang apa yang diharapkan dari Khadafi saat ini. Dia malah meÂngulangi tuntutan AS dan paÂsukan NATO, yakni meminta Khadafi menarik paÂsukannya dan menghentikan serangan.
“Harus ada gencatan senjata. Pasukan Khadafi harus menarik diri dari kota-kota yang mereka rebut paksa dengan kekerasan. Perlu ada keputusan tentang peÂngunduran diri Khadafi dan kepergiannya dari Libya,†tegas Clinton.
Clinton menuturkan, pihaknya masih belum dapat melakukan apa-apa untuk Libya. “Kami maÂsih menunggu kabar dari utusan AS Chris Stevens, yang dikirim ke Benghazy Libya untuk menÂcari tahu bantuan seperti apa yang dibutuhkan rakyat Libya saat ini,†terang Clinton.
Perang terus berkecamuk di Libya. Para pemberontak, yang dibantu PBB, telah berhasil memÂpertahankan kendali atas sebaÂgian besar kota di timur Libya sejak awal pemberontakan.
Khadafi yang menguasai daeÂrah barat Libya sudah memÂbeÂrikan isyarat untuk gencatan senÂjata, tetapi dia menolak untuk meÂngundurkan diri.
Dalam beberapa hari terÂakhir, belum ada perubahan sigÂnifikan dari kedua pihak yang bertikai. Namun, perang teÂlah bergeser ke kota minyak utama, Brega di timur Libya dan sekitarnya.
[RM]