Berita

fuad bawazier/ist

Fuad Bawazier: Rezim Ekonomi Widjojo Tidak Pernah Berganti

JUMAT, 01 APRIL 2011 | 16:29 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tadi pagi dalam Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, semakin menguatkan identitas Presiden dan pemerintahannya yang menganut paham neoliberal.

Demikian dikatakan Mantan Menteri Keuangan, Fuad Bawazier, menanggapi pidato Presiden. Menurutnya, yang terjadi sekarang, di saat pertumbuhan ekonomi diklaim menguat, kesenjangan sosial antara kelompok kaya dan miskin justru semakin lebar.

"Dalam pemrintahan SBY ini jurang perbedaan semakin tajam, semakin melebar. Kenapa terjadi itu jawabannya sederhana, bahwa presiden dan wakil presiden berganti, tapi rezim ekonomi tidak berubah, neoliberal dan mafia Berkeley itu yang masih berkuasa dalam bidang ekonomi," ujarnya.


Terang-terangan Fuad menyebut, rejim ekonomi begawan ekonomi Orde Baru, Widjojo Nitisastro, berkuasa di dalam pemerintahan SBY. Yang paling mencolok adalah kehadiran Wakil Presiden Boediono yang merupakan pentolan barisan pengikut Widjojo yang sangat berpengaruh karena melahirkan sejumlah kader yang secara bergantian duduk di kabinet dan pemerintahan.  

Fuad mengatakan, regulasi dan implementasi kebijakan ekonomi di lapangan tidak sesuai dengan konstitusi yang berjiwa ekonomi kerakyatan. Paham neolib juga telah menyebabkan Indonesia terjebak ke dalam utang luar negeri dan jauh dari kemandirian.

"Teori yang memuji-muji pertumbuhan ekonomi itu teori yang salah. Itu paham neolib, gagal dan berpihak pada asing. Itu teori salah. Kenapa masih diikuti oleh pemerintah, karena mereka sendiri pengikut noeliberal," ucapnya.

Tadi pagi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membantah kritikan dari dalam negeri tentang kebijakan ekonomi pemerintah yang hanya memperhatikan pertumbuhan ekonomi makro.

Menurut SBY, pemerintah tetap menganut strategi pembangunan empat jalur, pro pertumbuhan, pro lapangan pekerjaan, pro pengurangan kemiskinan dan pro lingkungan. Dijelaskan SBY, jika pertumbuhan ekonomi lemah, maka takkan berikan kesejahteraan. Di dunia ini, lanjutnya, negara yang tak alami pertumbuhan ekonomi pasti berjalan di tempat.[ald]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya