Berita

Presiden SBY-Presiden Obama

AHMADIYAH

Ramadhan Pohan: Amerika Serikat Tidak Akan Bisa Dikte Presiden SBY

KAMIS, 31 MARET 2011 | 15:37 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak pernah tunduk pada kelompok fundamentalis dan ekstremis.

Hal itu ditegaskan Anggota Komisi I dari Fraksi Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, saat diminta tanggapannya soal kritik dari luar negeri, khususnya Amerika Serikat, tentang kelemahan pemerintah menangani kasus-kasus kekerasan terhadap kebebasan berkeyakinan yang dilakukan kelompok garis keras.

Protes paling keras datang dari 27 Anggota Kongres Amerika Serikat yang menuntut pencabutan SKB 3 Menteri tentang Ahmadiyah dan Perda-Perda yang membekukan Ahmadiyah.


"Jangankan militan dan ekstremis. Amerika Serikat pun tak bisa dikte Presiden SBY," tegas Ramadhan kepada Rakyat Merdeka Online, Kamis (31/3).

Lalu mengapa bisa muncul kritik dunia internasional? Ramadhan yakin, ada agenda terselubung dari asing yang menunggangi isu HAM.

"Saya enam setengah tahun di sana (AS), jadi saya tahu kelakuan para Anggota Kongres AS itu. Suara mereka itu berdasar tekanan dari LSM-LSM," ungkapnya.

Tidak heran bila suara LSM-LSM internasional mengenai Indonesia, menurut Ramadhan, selalu menyimpan kepentingan lebih besar. Lagipula, AS sendiri memiliki kasus-kasus HAM yang lebih parah dari Indonesia. Ia menyontohkan kasus-kasus pelanggaran HAM di penjara Guantanamo milik AS. Lalu, serangan militer ke Irak dan terakhir ke Libya.

"Pernyataan saya kepada LSM-LSM dan Kongres AS, gajah di pelupuk mata tak kelihatan, kuman di seberang lautan kelihatan. Jangan sok tahu tentang HAM," ucapnya.

Dia juga menduga, para aktivis HAM internasional dan Kongres AS masih memandang Indonesia dalam kacamata era Orde Baru saat pelanggaran HAM masih jadi praktik negara.

"Lihatlah sekarang, pelanggaran HAM berat apa yang terjadi di Indonesia," gugatnya.[ald]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya