Berita

mari e pangestu/ist

Bu Menteri Pangestu, Kita Babak Belur Diserbu Barang Impor

KAMIS, 31 MARET 2011 | 12:42 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Banjir produk impor di dalam negeri adalah konsekuensi dari pemberlakuan perjanjian perdagangan bebas ASEAN dengan China (ASEAN China Free Trade Agreement/ACFTA) sejak Januari 2010.

Sayangnya, pemerintah tidak mampu berbuat banyak untuk mengontrol dan mengendalikan pasar. Misalnya, masih banyak makanan impor yang tidak mencantumkan bahasa Indonesia, banyak yang tanpa label halal maupun Standar Nasional Indonesia. Hal itu, menurut Anggota Komisi VI DPR, Iskandar Syaichu, karena lemahnya instrumen dalam negeri.

"Belum lagi soal menyaingi produk impor. Bahkan saya khawatir  pelaku industri kita akan berubah profesi sebagai pedagang produk impor daripada mendirikan pabrik sendiri," ujar Iskandar Syaichu kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Kamis, 31/3).


Tak heran jika protes keras dilancarkan para pelaku bisnis dalam negeri kepada pemerintah karena pemerintah belum konkrit membantu mereka dalam suasana serbuan impor.

"Sama saja APBN kita dibelanjakan barang luar negeri, barang China, buktinya ya impor ini. Kami mendesak dilakukan evaluasi menyeluruh terkait satu tahun pelaksanaan ACFTA," tegasnya.

Ia mengaku selama ini seperti diberi angin segar terus oleh Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, yang terus sesumbar bahwa ekspor non-migas RI ke China pada 2010 meningkat.

"Tapi apa yang kita rasakan? Kita merasa babak belur diserbu impor," ketus Wakil Bendahara Fraksi PPP ini.   

Syaichu juga akan meminta Kementrian Perindustrian memonitor sejauh mana dampak ACFTA terhadap kinerja industri dalam negeri terutama yang mencakup 228 pos tarif dengan fokus pada lima kelompok industri, logam, Tekstil dan Produk Tekstil, elektronik, permesinan dan furnitur.

Sebelumnya, ha­sil survei yang dilakukan Ke­menperin menyimpulkan, ACFTA telah berdampak pada penurunan produksi sektor in­dustri dalam negeri.[ald]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya