Berita

Ulil Abshar Abdalla/ist

Ulil Abshar Abdalla: Kritik Internasional, Cambuk buat SBY agar Lebih Tegas

KAMIS, 31 MARET 2011 | 09:59 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Ketidakseriusan pemerintahan SBY-Boediono memberantas kelompok fundamentalis dan ekstremis di Indonesia kembali jadi bahan kritik masyarakat internasional.

Seorang peneliti dari Washington bernama Kelley Currie, menulis artikel berjudul “Indonesia's Seven-Year Itch” yang dimuat Wall Street Journal edisi Asia yang terbit kemarin (Rabu, 30/3). Dia mengatakan, dalam tujuh tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono sejak 2004 Indonesia mengalami penyakit gatal. Menurut dia, bukannya menikmati kemenangan di periode kedua, SBY malah disibukkan oleh sejumlah skandal politik dan intrik politik di parlemen.

Secara khusus pula ia menyorot deretan kasus kekerasan yang dialami pengikut Ahmadiyah sebagai salah satu bukti kehadiran kelompok fundamentalis dan ekstremis. Sementara lambatnya pemerintah menangani kasus itu memperlihatkan ketidakmampuan SBY bersikap tegas terhadap kelompok-kelompok ini.


Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla, menyambut baik kritik-kritik dari luar negeri soal isu kelompok fundamentalisme dan ekstremisme ini. Ia teringat, tidak sekali teguran dunia internasional dalam persoalan pelik ini. Dua pekan lalu, Surat 27 Anggota Kongres Amerika Serikat yang memprotes kelemahan SBY-Boediono menjaga kebebasan berkeyakinan juga jadi isu hangat di dalam negeri.

"Kritik-kritik itu sangat positif. Ini diperlukan untuk pemerintah juga bahwa memang harus ada upaya lebih banyak lagi untuk tindak tegas kelompok radikal yang mengganggu keamanan dan lebih penting lagi tindakan melawan konstitusi karena mengganggu kebebasan berkeyakinan warga negara Indonesia yang sah," ujarnya saat dihubungi Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (31/3)

Ulil berharap, kritik-kritik semacam itu menjadi lecutan pemerintah untuk bertindak lebih tegas lagi pada kelompok yang anti toleransi.
 
Namun, Ulil menambahkan, ada kinerja positif pemerintah yang perlu mendapat apresiasi luar negeri, yaitu dalam pemberantasan terorisme.[ald]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya