RMOL. Kinerja Badan Urusan Logistik menuai kekecewaan DPR. Bulog dinilai terlalu doyan impor pangan tanpa lakukan terobosan.
Demikian dikatakan Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Demokrat, Muhammad Azhari, kepada Rakyat Merdeka Online (Rabu, 30/3). Azhari menanggapi kritik dari masyarakat bahwa Bulog tak peduli dengan penguatan pangan nasional dan petani dalam negeri karena terlalu sering mengimpor pangan.
Sebelumnya, pengamat ekonomi Hendri Saparini, menerangkan, Malaysia saja masih memproteksi 20-an harga bahan pokoknya, walaupun badan stabilisasi harga mereka sudah milik publik. Nah, disini Bulog berbentuk Perum, tapi hanya tangani harga beras saja.
"Kami kecewa dengan kinerja Bulog. Sekarang tak ada terobosan yang benar-benar melakukan fungsi stabilitator harga, mengontrol arus barang. Bulog dikit-dikit impor," ujar Muhammad Azhari.
Azhari mengungkapkan niat Komisi VI memanggil Bulog, karena amat kecewa pada institusi pimpinan Sutarto Alimoeso itu.
"Selama ini soal impor tak pernah benar informasinya. Katanya stok cukup, tapi tetap impor. Selama ini tidak ada koordinasi," tegasnya.
Ia mengakui, Komisi VI DPR memang memberikan wewenang penuh pada Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mengimpor pangan kalau stok pangan di dalam negeri tidak cukup. Tapi bukan berarti Bulog boleh menggunakan wewenangnya berlebihan, sehingga merugikan kepentingan ketahanan pangan dan petani dalam negeri.
[ald]