Berita

Demokrat Gagal Membentengi, Sulit Bayangkan SBY Bertahan Tiga Tahun Lagi

RABU, 30 MARET 2011 | 13:52 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Sulit sekali menggantungkan harapan perbaikan kesejahteraan rakyat pada pemerintahan SBY-Boediono. Bagaimana tidak? Di awal perjalanannya, duet SBY-Boediono sudah tersandung rentetan resistensi politik.

Ketegangan Istana-Senayan pertama kali awal Februari 2010 saat anggota Parlemen di Senayan "memainkan" kasus bailout Bank Centrury, yang melibatkan lingkaran dalam SBY, terutama Wapres Boediono dan Menteri Keuangan saat itu, Sri Mulyani. Sejak itu bermunculan berbagai kasus yang menggerus kepemimpinan SBY.

"Akibat jebolnya kasus Century, boleh dikata SBY menelan kekalahan 3-0. Pertama, Sri Mulyani terpental," ujar tokoh senior Partai Golkar, Zainal Bintang, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Rabu, 30/3).


Kekalahan kedua ketika Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, menjadi Ketua Harian Setgab Koalisi SBY-Boediono. Padahal Golkar tidak mendukung SBY-Boediono pada Pilpres 2009. "Yang ketiga, Boediono yang bercitra buruk akibat kasus Century, menjadi beban moral dan politik SBY," terangnya.

Sejak itu berbagai kasus bermunculan, baik hukum, sosial budaya dan ekonomi yang memojokkan Istana semakin kencang dimainkan Senayan. Tersebutlah kasus Cicak-Buaya, Gayus Tambunan, RUU Jogja, kekerasan kepada minoritas (Gereja dan Ahmadiyah) dan yang paling krusial adalah konflik internal Setgab akibat "pengkhianatan" Golkar dan PKS dalam kasus Pansus Anti Mafia Pajak.

"Timbunan kasus yang tidak tertangani oleh pemerintah sangat kompleks. Sulit membayangkan adakah kemampuan SBY untuk mengatasinya dalam tiga tahun ke depan", ucap Bintang.

Ditambah lagi, tudingan tokoh lintas agama yang menyatakan pemerintah melakukan kebohongan publik dan "serangan" pers Australia dengan mengutip data WikiLeaks. Menurut Bintang yang juga wartawan senior, solusi yang perlu dipertimbangkan SBY adalah segera melakukan rekonsiliasi nasional dengan semua stakeholder anak bangsa. SBY harus melepaskan diri dari citra pembela Partai Demokrat karena nilainya partisan.

"SBY perlu tegas menyatakan diri milik nasional, bukan milik Parpol tertentu yang gagal membentenginya," pungkas Bintang.[ald]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya