Berita

presiden sby

SBY Terjepit, Mampukah Tegas?

SABTU, 19 MARET 2011 | 13:15 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Peraturan Daerah yang melarang Ahmadiyah ternyata menuai reaksi keras dari 27 Anggota Kongres Amerika Serikat. Protes Kongres AS tersebut berkaitan dengan menguatnya tekanan kelompok Islam garis keras.

"Pihak asing, AS dan kawan-kawannya, mulai khawatir Islam garis keras semakin menguat di Indonesia. Mereka nilai SBY membiarkan sejumlah Gubernur dan Bupati keluarkan Perda larangan Ahmadiyah," ujar tokoh senior Partai Golkar, Zainal Bintang, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Sabtu, 19/3).

Tidak hanya itu. Diduga keras, munculnya "serangan" dua media Australia The Age dan Sydney Morning Herald yang mengutip laman WikiLeaks adalah bagian dari "operasi intelijen" pihak Barat karena Indonesia dianggap tidak mampu menegakkan HAM.
 

 
"Soalnya sumber WikiLeaks dan dua media Australia itu adalah kawat-kawat diplomatik Kedubes AS di Jakarta yang dikirim ke Washington", kata Bintang yang juga wartawan senior.

Dia tegaskan juga, tekanan anggota Kongres AS tidak bisa dianggap remeh oleh SBY. Tindakan mereka didukung LSM-LSM internasional maupun di Indonesia selaku pegiat penegakan HAM dan pengawal demokrasi. Jaringan mereka sangat kuat dan luas, mampu menekan negara-negara Barat alias negara pendonor agar  menghentikan pinjaman dan bantuan kepada Indonesia, karena Indonesia dimasukkan dalam kategori sebagai negara pelanggar HAM.

"SBY terjepit antara tekanan Islam fundamentalis (lokal) dan ancaman negara penegak HAM (internasional)", tukasnya.

Menurut Bintang, bangsa Indonesia sedang menghadapi masalah yang cukup dilematis. Jalan keluarnya tidak ada lain adalah ketegasan SBY sebagai presiden. Tapi, selama ini SBY lebih suka mengulur-ulur waktu sekalipun menghadapi soal yang  pelik. Kesulitan lain, SBY sedang tidak harmonis dengan beberapa tokoh Parpol papan atas.

"Jika SBY tidak bersikap tegas dalam waktu singkat ini , perkiraan Indonesia menjadi negara gagal bisa jadi kenyataan" kata Bintang.[ald]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya