RMOL. Inti dari tindakan terorisme adalah menciptakan ketakutan dan kegelisahan di tengah masyarakat. Tapi, menyangkut rangkaian teror bom paket beberapa hari belakangan yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya, ada perbedaaan dengan anatomi jaringan terorisme internasional.
"Kita lihat dari anatomi terorisme Al Qaeda dan jaringannya, dari aksi-aksi mereka di WTC, Mesir, Maroko dan Aljazair, bom buku ini sangat beda modus dan bentuknya, begitu pula sasarannya," ujar Direktur Moderate Muslim Society (MMS), Zuhairi Misrawi, dalam diskusi "Setelah Bom Buku Terbitlah Isu" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/3).
Menurutnya, Al Qaeda selalu membidik Barat karena ideologi mereka yang anti Barat. Bom belakangan ini aneh kalau dikaitkan Al Qaeda dari sasaran dan bentuknya.
Dia mengingatkan, di Indonesia bertumbuh dua macam ekstrimisme pemikiran dan tindakan. Ekstrimisme tindakan itu misalnya diwakili Jamaah Islamiyah. Lalu ada ekstrimisme pemikiran yang anti Pancasila dan ingin dirikan negara Islam.
Jadi, masih menurut Misrawi, salah besar jika pemerintah hanya fokus pada satu kelompok alias yang disebut pemain lama dalam dunia terorisme di Indonesia sebagai tersangka utama pelaku teror bom belakangan ini.
"Kalau kita jeli, musuh ekstrimis pemikiran adalah konstitusi dan Pancasila oleh karena itu pemerintah jangan lihat satu kelompok saja," tegasnya.
Tapi, intelektual muda Nahdlatul Ulama ini juga memaklumi wacana yang mengatakan teror bom paket belakangan ini sebagai pengalihan isu politik.
"Kalau ada pemikran ini pengalihan isu, jangan disalahkan. Karena teror bom buku ini beda dengan cara JI dan Al Qaeda," jelasnya.
[ald]