Berita

ilustrasi

11 Maret 1966, Titik Penting Sejarah Kudeta Soeharto

JUMAT, 11 MARET 2011 | 09:17 WIB | LAPORAN:

RMOL. Sudah 45 tahun Surat Perintah 11 Maret 1966, atau yang dikenal dengan istilah Supersemar, menjadi misteri sejarah. Di luar misteri gelap dokumen Supersemar, sejarah mencatat bahwa 11 Maret 1966 merupakan titik penting dari sebuah kudeta atau peralihan kekuasaan yang telah direncanakan.

Menurut peniliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Asvi Marwan Adam, proses kudeta sudah dimulai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Soeharto sejak 1 Oktober 1965. Saat itulah Soeharto mulai merontokkan kekuasan Soekarno.

Proses selanjutnya, masih kata Asvi, pada tanggal 15 Desember 1965, Soeharto terbang menggunakan helikopter dari Jakarta ke Istana Cipanas. Saat itu, di Istana Cipanas sedang digelar rapat kabinet yang dipimpin Wakil Perdana Menteri Chairul Saleh untuk membahas nasionalisasi perusahaan Caltex. Soeharto masuk dalam rapat kabinet dan mengatakan bahwa Angkatan Darat (AD) tidak menyetujui nasionalisasi perusahaan tersebut. Padahal Soeharto tidak memiliki kewenangan apapun dalam rapat kabinet tersebut.


"Jadi 11 Maret itu tidak berdiri sendiri. Tidak spontan. Ada upaya sistematis sebuah kudeta," kata Asvi Marwan Adam kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Jumat, 11/3).

Menurut Asvi puncak kudeta sebenarnya terjadi pada tahun 1968 ketika Soeharto resmi diangkat menjadi Presiden RI kedua. [yan]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya