Berita

ilustrasi

PASOKAN BBM

Cap Presiden Gagal Membayangi SBY

KAMIS, 10 MARET 2011 | 17:27 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Kelangkaan pasokan BBM di beberapa daerah seharusnya menyadarkan pemerintah SBY untuk mengubah pola pikir menyangkut ketersediaan energi dalam negeri. Apalagi, kemampuan Indonesia memproduksi sumber energi yang berbasis minyak mentah semakin terbatas.

Menurut Ketua Presidium Nasional Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arief Poyuono, bila pada 1995 produksi minyak mentah Indonesia bisa mencapai 1,5 juta barel per hari, saat ini hanya sekitar 965 ribu barel per hari. Mengubah mindset soal ketahanan energi harus didahului roadmap ketahanan energi nasional mulai dari pendataaan sumber energi dan cadangan sumber daya energi yang ada di Indonesia, melakukan audit energi nasional, serta melakukan penyadaran kepada masyarakat untuk melakukan penghematan energi. Tidak ketinggalan, keharusan membangun infrastruktur yang mendukung pendistribusian energi ke seluruh Indonesia

"Kami sarankan pemerintah SBY untuk segera merumuskan roadmap tentang ketahanan energi nasional dan mengaplikasikannya. Apabila tidak, akan terjadi diminution economy atau penyusutan ekonomi karena pasokan energi yang tidak mencukupi untuk melahirkan pertumbuhan," jelas Arief kepada Rakyat Merdeka Online, Kamis (10/3).


Ketiadaan peta jalan solusi kelangkaan BBM juga akan semakin menciptakan biaya ekonomi tinggi dan pada akhirnya menciptakan ledakan pengangguran. Selain itu, potensi perpindahan sektor industri dan manufaktur dari Indonesia ke negara-negara yang siap dengan ketersediaan energi akan sangat besar. Untuk jangka pendek, pemerintahan SBY harus segera melakukan perbaikan di Pertamina dan infrakstruktur pendistribusian BBM ke daerah serta memberantas mafia mafia penimbun BBM yang ada di Pertamina.

"Jika SBY hanya memainkan drama koalisi dan keluhan serta pepesan kosong, tanpa mengambil langkah yang strategis untuk mengatasi kelangkaan distribusi BBM maka SBY akan dicap sebagai presiden yang membuat kegagalan ekonomi dan kebangkrutan negara," pungkas Arief.[ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya